Selasa 19 May 2015 15:18 WIB

PBB Gelar Konferensi Perdamaian Yaman

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ilham
Ban Ki Moon
Foto: Antara/Wahyu Putro
Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekjen PBB Ban Ki moon akan mengadakan konfernsi untuk memulai proses perdamaian di Yaman. Karena itu, Ban ingin menghentikan pertempuran sebelum undangan dikirim, Selasa (19/5).

Wakil Juru Bicara PBB, Farhan Haq mengatakan, Ban menyesalka jeda kemanusiaan selama lima hari tidak diperpanjang meski PBB berkali-kali memintanya. Ban menegaskan agar semua pihak melakukan gencatan senjata secara permanen.

"Kami ingin melihat pertempuran berhenti dan mereka dapat diundang untuk konferensi," ujar dia. Haq mengatakan, korban yang berjatuhan tidak dapat diremehkan.

Hingga hari ini, Selasa (19/3), korban tewas mencapai 1.820 orang dan korban terluka hingga 7.330 orang. Ban memperingatkan krisis di Yaman dapat membuka pintu bagi kelompok militan masuk ke Yaman melalui Somalia.

Somalia dan Yaman berbatasan langsung di sebrang Teluk Aden. Ban mengatakan, keamanan Somalia terancam karena kelompok militan al Shabab kembali meningkatkan serangan.

"Krisis di Yaman akan memiliki potensi mengguncang wilayah tersebut dan membuka koridor bagi militan Somalia," jelas Ban. Dewan Keamanan PBB segera membahas dampak perang di Yaman terhadap Somalia.

Masalah Yaman dan Somalia hampir sama karena sama-sama baru memiliki pemerintahan baru yang dikudeta oleh kelompok militan. Seperti Yaman, Somali memiliki pemerintahan yang lemah sehingga harus didukung Uni Afrika.

Sementara itu, serangan udara Arab Saudi kembali diluncurkan hingga terjadi bentrokan sengit dengan Houthi di Yaman. Karena gencatan senjata lima hari lalu berulang kali dilanggar oleh Houthi. Gencatan senjata justru dijadikan kesempatan Houthi untuk menyebarkan lebih banyak pasukan di Aden. Mereka juga telah mengambil alih Lawdar pekan lalu.

Puluhan politisi dan pemimpin suku telah mengadakan pembicaraan di Riyadh untuk membahas jalan keluar dari krisis ini, Senin (18/5). Namun, Houthi dan Iran melakukan boikot karena keberatan dengan lokasi pertemuan.

Hasil pertemuan ini diharapkan dapat tercapai sehari setelah dialog dimulai. Namun, Houthi menolak jika hasil dialog adalah pemulihan kembali Abd Rabbu Mansour Hadi menjadi presiden Yaman.

Penasehat Presiden Iran, Ali Akbar Velayati mengatakan, masalah Yaman harus segera dimediasi oleh sebuah organisasi internasional seperti PBB. Lokasi mediasi harus diadakan di negara netral bukan Arab Saudi.

Velayati mengatakan, dialog nasional harus diadakan di negara netral yang tidak memiliki hubungan dengan Arab Saudi atau pihak lain yang berkonflik. AS sejauh ini mendukung koalisi Arab Saudi meski tidak mengirimkan bantuan militer.

Pernyataan resmi Houthi oleh Dhaif Allah al Shami mengatakan, pihaknya telah menewaskan seorang pilot Maroko Yassine Bahti. Mereka menembak jatuh pesawat F-16 pekan lalu.

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement