REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB telah mengumumkan pembicaraan antara saingan pihak Yaman akan berlangsung di Jenewa, Swiss, pada Rabu (28/5) dalam upaya untuk mengakhiri lebih dari tujuh minggu perang. Ban Ki-moon, Sekjen PBB, seperti yang dikutip dari Aljazirah, mengatakan pada pertemuan hari Rabu (28/5) depan adalah untuk mengembalikan momentum menuju proses transisi politik Yaman setelah beberapa minggu konflik telah meninggalkan 1.850 tewas.
"Sekjen dengan bangga mengumumkan peluncuran konsultasi inklusif dimulai pada tanggal 28 Mei di Jenewa untuk mengembalikan momentum menuju proses transisi politik Yaman yang dipimpin," menurut pernyataan PBB yang dikeluarkan di New York.
Itu sebuah inisiatif, yang akan mempertemukan pemerintah Yaman dan pihak-pihak lain, termasuk Houthi, diikuti konsultasi luas dengan utusan khusus Sekretaris Jenderal Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed.
Pengumuman itu datang setelah Konferensi Riyadh selama tiga hari untuk menyelamatkan Yaman dan Pembangunan Negara Federal berakhir dengan deklarasi akhir yang menekankan sifat federal negara Yaman di masa depan.
Konferensi tiga hari sedianya akan diumumkan pekan lalu, namun PBB menuntut berhentinya pertempuran untuk pembicaraan agar terus maju.
Arab Saudi dan sekutu Muslim Sunni telah melakukan hampir dua bulan serangan udara pada pejuang Syiah Houthi yang mengatakan dipersenjatai oleh Iran (kekuatan Syiah utama).