REPUBLIKA.CO.ID, ADEN-- Anggota milisi suku yang setia kepada Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi menyergap rombongan militer kelompok Syiah Al-Houthi di Provinsi Ibb, Yaman Selatan, Selasa (2/6), menewaskan sebanyak 20 orang dan melukai 10 orang lagi.
"Petempur suku pro-Hadi melancarkan penyergapan yang direncanakan dengan baik terhadap rombongan yang terdiri atas mobil lapis baja dan tank di Desa Kaida di Provinsi Ibb, menewaskan sebanyak 20 orang dan melukai 10 orang lagi di lokasi," kata sumber keamanan lokal yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
"Petempur Al-Houthi bergerak untuk memperkokoh medan tempur di Provinsi Taiz, yang berdekatan," kata sumber keamanan tersebut.
Pertempuran sengit antara anggota Al-Houthi dan pendukung Hadi terus berkecamuk di berbagai Provinsi Yaman Selatan pada Selasa, demikian laporan Xinhua, Rabu (3/6). Anggota Al-Houthi yang bersenjata pada Selasa pagi membom lokasi militer yang diawaki oleh anggota milisi pro-Hadi di Kabupaten KhorMaksar di Kota Pelabuhan Aden di Yaman Selatan dengan menggunakan bom tank dan roket Katyusha.
Beberapa sumber medis mengatakan kepada Xinhua lebih dari enam warga sipil menderita luka serius sebagai akibat dari pemboman membabi-buta, yang mendarat di gedung permukiman di Aden. Beberapa jet tempur pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi terus ditujukan kepada gudang senjata yang dikuasai anggota Al-Houthi di kabupaten yang berpenduduk padat di pinggiran Ibu Kota Yaman, Sana'a, sehingga menimbulkan ledakan kuat.
Serangan udara itu juga ditujukan ke posisi yang dikuasai Al-Houthi dan kendaraan lapis baja di berbagai provinsi Yaman Selatan pada Selasa pagi, tapi belum ada laporan mengenai korban jiwa. Keamanan di Yaman bertambah buruk setelah kelompok Syiah Al-Houthi merebut kekuasaan di Ibu Kota Yaman, Sana'a, pada September lalu, setelah bentrokan maut dengan pasukan pemerintah.
Negara Arab tersebut telah menyaksikan pertempuran dan serangan udara sejak 26 Maret, saat pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi memulai operasi militer di Yaman, dengan tujuan memulihkan Pemerintah Hadi --yang mengungsi dan hidup di pengasingan di Riyadh, Arab Saudi.