Rabu 10 Jun 2015 04:48 WIB

Pegunungan Himalaya Menyusut Akibat Gempa Nepal?

Rep: c39/ Red: Dwi Murdaningsih
Puncak tertinggi di dunia, Mount Everest.
Foto: Reuters
Puncak tertinggi di dunia, Mount Everest.

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Gempa bumi dengan kekuatan 7,8 skala richter yang terjadi di Nepal pada Sabtu, (25/4) lalu, membawa banyak kerusakan pada beberapa situs bersejarah di negara tersebut.Tidak hanya itu, para ilmuwan juga mengatakan bagian dari pegunungan Himalaya diperkirakan juga  telah menyusut sebanyak 1,5 meter (5 kaki) tingginya, sebagai akibat dari aktivitas tektonik yang berasal dari gempa yang juga memakan banyak korban tersebut.

"Peregangan utama yang ketinggiannya turun adalah di pegunungan Lantang (ke barat laut dari ibukota, Kathmandu), peregangan 80 hingga 100 Kilometer," kata seorang ahli geologi yang melakukan penelitian bersama United States Geological Survey (USGS), seperti dilansir BBC, Rabu (10/6).

Pegunungan Lantang adalah daerah di mana banyak penduduk setempat tewas setelah tertimpa longsoran yang dipicu oleh gempa tersebut. Selain itu, para ilmuwan juga yakin bahwa ketinggian beberapa puncak Himalaya lainnya, termasuk di pegunungan Ganesh yang berada di sebelah barat pegunungan Langtang diperkirakan juga turun.

Sementara itu, melalui gambar satelit, mereka telah menganalisisnya dengan menfokuskan pada pusat Nepal, sebagai pusat gempa. Dalam gambar tersebut posisi Gunung Everest diketahui berada di sebelah timur zona getaran utama gempa tersebut.  Para ilmuwan mengatakan untuk melihat puncak tertinggi di dunia tersebut, bahwa ada penurunan dalam beberapa sentimeter harus dikonfirmasi lebih lanjut oleh tim survei tanah dan GPS, atau misi udara.

Para ilmuwan kemudian membandingkan dua gambar terpisah dari wilayah yang sama yang dikirim oleh satelit, yaitu gambar sebelum dan setelah gempa. "Nilai positif yang kami terima (dari gambar satelit) setelah gempa, berarti daerah (pegunungan di dalam dan sekitar kawasan Langtang) lebih jauh dari satelit atau saat ini berarti lebih rendah," kata Minet. Minet mengatakan, gambar satelit tersebut menunjukkan bahwa daerah pegunungan itu telah turun 0.7  hingga 1.5 meter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement