Senin 15 Jun 2015 17:05 WIB

Indonesia-AS Sepakat Cari 2.000 Tentara AS Hilang di Indonesia

Tentara AS saat Perang Dunia II (ilustrasi).
Foto: daily mail
Tentara AS saat Perang Dunia II (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat dan Indonesia sepakat meningkatkan kerja sama pertahanan melalui penandatanganan kesepakatan pencarian personel AS pada masa Perang Dunia II.

Hal tersebut ditandai dengan dilakukannya penandatanganan kesepakatan di Jakarta pada 12 Juni, yang memungkinkan Pemerintah AS melakukan penelitian bersama untuk menyelidiki dan mengeskavasi peninggalan serta jasad personel tentara AS di Indonesia.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (15/6), setelah melalui serangkaian koordinasi, United States Defense Prisoners of War/Missing in Action (POW/MIA) Accounting Agency (DPAA), Defense Attach Office (DAO) di Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta, TNI, dan Pusjarah TNI sepakat DPAA akan mencari sisa-sisa lebih dari 2.000 personel AS yang hilang saat Perang Dunia II di Indonesia.

Mayor Jenderal Angkatan Udara AS, Kelly McKeague, mengatakan misi kemanusiaan ini tidak mungkin terlaksana tanpa persetujuan dan dukungan pemerintah dan masyarakat Indonesia.

McKeague mengatakan penandatanganan kesepakatan ini membangun kemitraan yang memungkinkan kita mencapai misi yang mulia ini dan membantu memberikan kepastian bagi para keluarga yang masih menanti.

"Atas nama keluarga Amerika yang anggota keluarganya hilang di Indonesia saat Perang Dunia II, saya ucapkan terima kasih kepada Brigjen TNI Zaedun dan tim Pusjarah atas kesediaannya untuk membantu kami. Persetujuan ini merupakan cerminan persahabatan antara Republik Indonesia dan Amerika Serikat," ujarnya.

Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake mengungkapkan, kesepakatan ini merupakan penghormatan terhadap kenangan warga negara Amerika dan Indonesia yang membela negara mereka.

"Kerja sama AS-Indonesia kini lebih erat dan komprehensif, dan kami bangga menjadi mitra pertahanan utama Indonesia dalam latihan bersama dan kegiatan-kegiatan lainnya," katanya.

Seluruh biaya penelitian dan proses didanai oleh Pemerintah Amerika Serikat. Semua penelitian dan kegiatan di lapangan akan dilaksanakan berdasarkan perjanjian yang telah disepakati oleh DPAA dan Pusjarah TNI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement