Selasa 16 Jun 2015 05:05 WIB

Prancis dan Italia Rundingkan Masalah Migran

Rep: c34/ Red: Angga Indrawan
Puluhan ribu imigran mencoba menyeberangi Laut Mediterania menuju Eropa.
Foto: AP
Puluhan ribu imigran mencoba menyeberangi Laut Mediterania menuju Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Prancis dan Italia merundingkan siapa yang perlu bertanggung jawab untuk menghadapi gelombang migran yang terus-menerus datang dari Uni Eropa. Sebagai wilayah dengan titik pendaratan terdekat, Italia kerap menjadi destinasi awal para migran politik dan ekonomi dari seluruh Afrika dan Timur Tengah yang tiba menggunakan perahu.

Italia telah lama berpendapat bahwa pihaknya tidak dapat diharapkan untuk mengatasi sendiri seluruh migran itu. Pantauan terakhir yang dilaporkan Reuters, sekitar 100 migran tertidur lelap di Ventimiglia, sekitar 30 menit dari French Riviera.

"Ini adalah pukulan di wajah untuk semua negara Eropa yang ingin menutup mata mereka," ujar Menteri Dalam Negeri Italia, Angelino Alfano kepada wartawan di Milan.

Namun, Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan, Italia harus mengikuti peraturan Dublin Uni Eropa. Telah ditetapkan bahwa aplikasi para pencari suaka ke Uni Eropa harus diproses di negara pertama tempat mereka sampai.

"Mereka tidak memiliki hak untuk lulus (ke Perancis) dan harus ditangani oleh Italia," kata Cazeneuve kepada BFM TV.

Ia juga mengatakan perlu ada kontrol lebih ketat tahun ini. Apalagi, sekitar 15 ribu migran telah berubah kembali di perbatasan Perancis pada 2014. "Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan sambutan bagi mereka yang (politik) pengungsi," katanya.

Banyak pemerintah Uni Eropa berada di bawah tekanan dari pihak anti-imigrasi seperti Perancis Front Nasional atau Partai Kemerdekaan Inggris Inggris. Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, yang partainya kehilangan tanah untuk anti-imigrasi Liga Utara dalam pemilihan daerah bulan lalu, menyerukan perubahan peraturan.

Dia berargumen bahwa, setelah menumbangkan pemimpin Libya Muammar Gaddafi pada tahun 2011, masyarakat internasional menanggung tanggung jawab untuk gelombang migran yang telah menyeberang ke Italia selatan, yang telah berjumlah 170 ribu pada 2014.

"Jika itu masalah Italia karena Eropa menutup mata, maka Italia akan melakukannya sendiri. Tapi dalam kasus itu akan menjadi kekalahan tidak untuk Italia, tetapi untuk gagasan Eropa," kata Renzi setelah mendengar komentar Cazeneuve. Renzi akan membahas masalah dengan Presiden Prancis Francois Hollande dan Perdana Menteri Inggris David Cameron ketika mereka mengunjungi Italia pekan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement