Rabu 24 Jun 2015 21:31 WIB

Kapal AL Australia Sita Heroin Senilai Rp 5,2 Triliun di Afrika Timur

Red:
Personel Angkatan Laut Australia menemukan 581 kilogram heroin di lepas pantai Afrika timur pada akhir pekan lalu.
Foto: HMAS Newcastle/Brenton Freind
Personel Angkatan Laut Australia menemukan 581 kilogram heroin di lepas pantai Afrika timur pada akhir pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, AFRIKA TIMUR -- Kapal Angkatan Laut Australia ‘HMAS Newcastle’ telah mencegat muatan berisi sejumlah besar heroin selama operasi mereka di Timur Tengah. Personel Angkatan Laut Australia menemukan 581 kilogram heroin senilai 520 juta dolar (atau setara Rp 5,2 triliun) dalam perahu tanpa identitas negara di lepas pantai Afrika timur, pada akhir pekan lalu.

Kapal HMAS Newcastle kini telah menjaring narkoba senilai lebih dari 1 milyar dolar (atau setara Rp 10 triliun) dalam operasi itu, termasuk narkoba seberat 724 kg dari hasil penyitaan terbaru.

Australia merupakan bagian dari misi maritim pimpinan AS yang bertujuan untuk menanggulangi pembajakan, terorisme dan perdagangan narkoba.

Penyitaan terbaru tersebut adalah salah satu yang terbesar dalam sejarah operasi ini.

"Temuan akhir pekan lalu membuat kontribusi maritim Australia untuk CMF (Pasukan Maritim Gabungan) menjadi salah satu aksi pencegatan heroin paling efektif di dunia saat ini," kata Brigadir AL Nagy Sorial baru-baru ini.

"Sampai saat ini, hasil penyitaan HMAS Newcastle untuk Operasi MANITOU melebihi 1,3 ton heroin yang bernilai sekitar 1,114 miliar dolar (atau setara Rp 11,14 triliun)," tambahnya.

Komandan HMAS Newcastle yakni Komandan Dominic MacNamara, mengatakan, ia senang dengan keberhasilan para kru.

"HMAS Newcastle terus berkontribusi pada keamanan maritim di kawasan Timur Tengah sebagai bagian dari CMF," sebutnya.

"Kapal Newcastle kembali berhasil karena tindakan profesional dalam melakukan tugas dan pengamatan cermat mereka atas aktivitas yang mencurigakan," sambungnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement