Ahad 28 Jun 2015 16:06 WIB

Penembakan di Tunisia Jadi Serangan Terparah bagi Inggris

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Korban penembakan di sebuah resor di Sousse, Tunisia, Jumat (26/6).
Foto: reuters
Korban penembakan di sebuah resor di Sousse, Tunisia, Jumat (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SOUSSE -- Seorang pria bersenjata menewaskan 39 orang di sebuah hotel di pantai di Sousse, Tunisia. Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid mengatakan, sebagian besar korban tewas adalah warga Inggris.

Kantor luar negeri Inggris menyatakan sebanyak 15 orang warganya telah dikonfirmasi tewas dalam serangan di resor Sousse, 140 km selatan ibukota Tunis. Satu warga Jerman, satu warga Belgia dan seorang wanita Irlandia juga telah diidentifikasi sebagai korban tewas.

Menteri muda di kantor luar negeri Inggris, Tobias Ellwood mengatakan kepada wartawan di London, korban tewas yang berasal dari Inggris bisa meningkat karena ada beberapa yang terluka serius.

"Ini adalah serangan teroris paling signifikan pada orag Inggris sejak 7/7," katanya, mengacu pada serangan sistem transportasi London pada 7 Juli 2005 yang menewaskan 52 orang.

Perusahaan Tur segera mengambil tindakan. Mereka mengevakuasi ribuan wisatawan asing dari Tunisia, Sabtu (27/6). Komisaris Pariwisata Sousse, Saloua Kadri mengatakan, lebih dari tiga ribu wisatawan asing telah meninggalkan kota itu. Termasuk sekitar 2.200 warga Inggris dan hampir 600 warga Belgia.

"Kami tidak ingin tinggal lebih lama lagi, kita hanya ingin melihat keluarga kami, orang tua, jadi pergi sesegera mungkin," kata seorang turis Inggris, Hannah Russel.

Sarah Maeson, seorang turis Inggris lainnya juga terbang kembali ke Manchester. "Kami tidak merasa aman, terus mendengar sirene dan helikopter tidak benar-benar membantu saraf Anda," ujarnya.

Menteri Luar Negeri Jerman, Frank Walter Steinmeier menegaskan, satu warga Jerman telah tewas. Namun tidak menutup kemungkinan angka tersebut akan bertambah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement