Kamis 02 Jul 2015 20:35 WIB

Universitas Flinders Bangun 'Jembatan' Hubungan Indonesia-Australia

Red:
Mahasiswa dari Flinders University berkunjung ke Candi Borobudur.
Foto: Istimewa
Mahasiswa dari Flinders University berkunjung ke Candi Borobudur.

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA SELATAN -- Unversitas Flinders di Australia Selatan akan meluncurkan program bernama Jembatan guna mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia dalam berbagai bidang. Kegiatan ini sebagai bagian perayaan 50 tahun kehadiran universitas tersebut.

Program Jembatan ini diharapkan akan memperkuat interaksi antarmasyarakat Australia dan Indonesia lewat pemahaman bahasa dan budaya Indonesia yang lebih baik. “Jembatan mewakili penghubung antarbudaya, yang kami bangun antara Australia dan Indonesia untuk memperkuat pertalian orang perorang, dan memupuk hubungan bagi pemahaman bersama," kata  Pejabat Rektor Universitas Flinders Profesor Andrew Parkin dalam rilis yang diterima oleh ABC Australia Plus Indonesia baru-baru ini.

"Inisiatif ini akan memperkuat komitmen Flinders Uni bagi hubungan yang dekat dengan Indonesia yang sudah dibina selama 50 tahun terakhir dengan pertalian penelitian yang kuat dan pengajaran," katanya lagi.

Jembatan ini akan resmi diluncurkan oleh Menteri Pendidikan Tinggi Australia Selatan, Gail Gago, pada Selasa (7/7) lalu, bersamaan dengan diselenggarakannya Konvensi Internasional bagi Cendekiawan Asia kesembilan, yang dilangsungkan di Adelaide.

Konvensi ini merupakan konprensi terbesar dengan fokus Asia yang pernah diselenggarakan di Australia, dengan hadirnya sekitar 1.000 peserta dan 40 negara.

Ini juga merupakan kali pertama pertemuan Cendekiawan Asia yang berlangsung dua tahun sekali itu diselenggarakan di Australia. Selain Flinders, dua universitas lainnya di Adelaide, Adelaide University dan University of South Australia juga menjadi tuan rumah dengan dukungan dari pemerintah negara bagian Australia Selatan.

Lewat program Jembatan ini, Flinders akan menunjukkan kemampuan mereka mengelola Rumah Budaya, sebuah program yang didukung oleh pemerintah Indonesia.

Inisiatif ini sejalan dengan strategi yang dijalankan oleh pemerintah negara bagian Australia Selatan untuk memperluas dan memiliki hubungan lebih mendalam dengan negara-negara di Asia Tenggara.

Program Jembatan ini akan melibatkan masyarakat Indonesia dan Australia di negara bagian ini beserta juga kelompok bisnis, sekolah dan departemen pemerintah bagi peningkatan budaya dan bahasa Indonesia.

Profesor Parkin mengatakan semua mitra harus bekerja sama guna menciptakan satu suara guna mempromosikan hubungan Australia Selatan dengan Indonesia, dengan perayaan 50 tahun Flinders University tahun depan menjadi salah satu fokus bagi momentum kerjasama ini.

"Kami akan bekerja sama dengan universitas, sekolah, komunitas dan bisnis untuk mempromosikan Australia Selatan di Indonesia dengan serangkaian inisiatif termasuk program magang budaya baru, dan konprensi yang akan melibatkan sekitar 1000 alumni Flinders Uni di Jakarta," kata Prof Parkin.

Selain sebagai satu-satunya universitas di Australia Selatan memiliki program bahasa Indonesia, Flinders juga saat ini memiliki sekitar 220 mahasiswa asal INdonesia, dan juga memiliki kerjasama resmi dengan delapan lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.

Mereka juga memiliki sekitar 1.000 orang lulusan asal Indonesia termasuk diantaranya Profesor Pratikno, Menteri Sekretaris Kabinet saat ini.

Selain menjadi sponsor konferensi cendekiawan Asia, Flinders Uni juga menjadi sponsor Indofest yang akan berlangsung bulan Oktober, dan OzAsia Festival bulan September.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement