Selasa 07 Jul 2015 14:46 WIB

AS: Tidak Ada Ubah Kebijakan Migrasi Kuba

Bendera Kuba dan AS.
Foto: huffingtonpost.co.uk
Bendera Kuba dan AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Washington tidak memiliki rencana mengubah aturan migrasi Kuba setelah pengumuman pemulihan hubungan diplomatik pada 20 Juni setelah Perang Dingin di antara kedua negara itu, kata pejabat Amerika Serikat (AS) pada Senin.

Dalam undang-undang 1966, Jaksa Agung AS menawari warga Kuba masuk dan tinggal tetap di AS setelah menghabiskan satu tahun tinggal di sana. Jumlah pendatang tidak dibatasi. "Pemerintah saat ini tidak memiliki rencana mengubah kebijakan tentang pendatang, termasuk penyesuaian kembali UU terhadap Kuba," kata Kementerian Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

Menurut lembar fakta, AS akan terus mendukung keamanan dan ketertiban hukum serta pelaksanaan penuh perjanjian migrasi dengan negara negara komunis itu. Migrasi warga Kuba ke pantai AS telah melonjak sejak peristiwa bersejarah mencairnya hubungan bilateral antara kedua negara pada pertengahan Desember lalu, namun di tengah ketidakpastian atas masa depan kebijakan migrasi tersebut.

Data AS menunjukkan bahwa jumlah imigran dari Kuba naik dua kali lipat dalam tiga bulan pertama pada 2015 dibandingkan periode yang sama tahun tahun lalu. "Ada pun embargo ekonomi yang dijatuhkan kepada Kuba sejak 1962 perlu diangkat kembali di tingkat legislatif," kata Kementerian Luar Negeri AS.

Selain itu, aturan tentang perjalanan wisata ke Kuba oleh warga AS juga tetap berlaku. Kementerian Keuangan AS masih melakukan lisensi terhadap 12 kategori perjalanan resmi ke Kuba. Pada pekan lalu, Washington dan Havana mengumumkan untuk memulihkan kembali hubungan diplomatik yang telah membeku selama lebih dari setengah abad. Kedutaan besar masing-masing kedua negara akan dibuka pada 20 Juli mendatang.

"Hubungan normalisasi adalah proses yang panjang dan kompleks yang akan membutuhkan interaksi dan dialog secara rutin antara dua kedua negara," kata Kementerian Luar Negeri. Kementerian Luar Negeri AS juga menambahkan, walaupun terdapat perbedaan antara kedua negara, AS tetap akan memiliki area kerja sama dengan Kuba.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement