Senin 13 Jul 2015 04:49 WIB

Siswi Inggris yang Gabung ISIS Menikahi Militan Australia

Red: Ilham
Amira Abase
Foto: Mirror
Amira Abase

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masih ingat dengan Amira Abase (16), seorang siswi Inggris yang lari dari rumahnya di London Timur dengan dua teman sekolah untuk bergabung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)? Dikabarkan kini Amira telah menikah dengan seorang pejuang ISIS asal Australia yang dijuluki 'Ginger Jihadist'.

Amira dan dua temannya meninggalkan Inggris awal tahun 2015. Dia mengambil perjalanan melalui Turki, kemudian melintasi perbatasan Suriah untuk bergabung dengan pejuang ISIS di Suriah.

Lelaki Australia yang dinikahi Amira bernama asli Abdullah Elmir berumur 18 tahun. Tahun lalu, Elmir memperingatkan bahwa ISIS tidak akan menghentikan perjuangan sampai bendera ISIS berkibar di atas Istana Buckingham.

Remaja dari Sydney, yang juga menyebut dirinya Abu Khaled, mencapai ketenaran di seluruh dunia ketika ia muncul dalam video propaganda ISIS. Dia menyatakan bahwa menyerang non-Muslim adalah kemuliaan.

Elmir dijuluki 'Ginger Jihadist' atau jahe pejuang karena rambut merahnya yang khas. Lewat sebuah surat pos yang dikirim pada hari Minggu, ia mengkonfirmasi telah menikahi Amira. Karena itu, dia memperingatkan untuk tidak mencoba menghubungi Amira lagi.

Elmir mengkalim akan ada serangan di Inggris dalam waktu dekat ini. "Ini adalah ancaman langsung. Saudara yang saya tahu di situ, gatal untuk melakukan serangan," kata Elmir, seperti dilansir Mirror, Ahad (12/7).

Elmir juga mengirim ucapan selamat untuk Seifeddine Rezgui, yang menembak mati 38 orang dalam serangan teror bulan lalu di tempat liburan Tunisia. "Pada serangan Tunisia, semoga Allah memberkati orang yang membantai orang-orang kafir kotor."

Elmir terkenal memegang kendali video ISIS yang mengancam negara koalisi AS. Dalam rekaman yang dirilis tahun lalu, ia mengancam semua negara.

"Kami tidak akan meletakkan senjata kami sampai kami mencapai negara Anda, sampai kami mengambil kepala setiap tiran, dan sampai bendera hitam (ISIS) berkibar tinggi di setiap negara, sampai kami menempatkan bendera hitam di atas Istana Buckingham, sampai kami meletakkan bendera hitam di atas Gedung Putih, kami tidak akan berhenti dan kami akan terus berjuang."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement