Sabtu 18 Jul 2015 09:15 WIB

Inggris Dukung Pembentukan Pengadilan Internasional untuk MH17

Sebanyak 298 penumpang dan awak pesawat tewas dalam insiden ditembaknya MH17 pada 17 Juli 2014.
Foto: abc news
Sebanyak 298 penumpang dan awak pesawat tewas dalam insiden ditembaknya MH17 pada 17 Juli 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Inggris ikut bergabung dengan negara-negara yang menuntut agar dibentuk pengadilan internasional di bawah dukungan PBB untuk menghukum pihak yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Malaysia MH17.

Tuntutan tersebut disampaikan ketika pihak keluarga korban mengadakan acara peringatan satu tahun tragedi tersebut. Seluruh 298 penumpang dan awak -sebagian besar warga Belanda- tewas pada 17 Juli lalu ketika pesawat milik maskapai Malaysia Airline jenis Boeng 777 rute Amsterdam dan Kuala Lumpur itu, ditembak jatuh di timur Ukraina.

Pesawat tersebut diyakini ditembak oleh kelompok separatis pro Rusia saat terjadi pertempuran dengan tentara Ukraina. Ukraina dan Barat menuding pihak separatis sebagai pelaku penembakan dengan menggunakan misil BUK buatan Rusia. Tapi pihak Rusia membantah terlibat dan sebaliknya menuduh militer Ukraina.

"Keadilan harus ditegakkan bagi 298 orang tidak bersalah yang telah kehilangan nyawa mereka," demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond.

"Diperlukan pengadilan internasional, didukung oleh sebuah resolusi dari seluruh negara anggota PBB untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab," kata pernyataan itu.

Surat kabar Sydney Daily Telegraph, Jumat, mengeluarkan foto terbaru yang memperlihatkan pemberontak dukungan Rusia mengobrak-abrik bagasi penumpang di antara puing-puing pesawat. Rekaman video yang menjadi sumber foto tersebut, diselundupkan oleh anggota pemberontak yang berbasis di Donetsk dan baru diperoleh minggu ini.

Sebenarnya rekaman tersebut diambil oleh kelompok pemberontak saat mereka melakukan investigasi karena mereka pada awalnya yakin bahwa pesawat yang mereka tembak itu adalah jet tempur milik angkatan udara Ukraina.

Bendera setengah tiang berkibar di Belanda, Jumat, ketika sekitar 2.000 anggota keluar korban berkumpul untuk memperingati satu tahun musibah tersebut. Pada saat yang sama, acara peringatan secara nasional juga digelar di Canberra, Australia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement