REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia memberlakukan larangan perjalanan bagi beberapa pejabat yang diduga terlibat kasus 1MDB. Pada Kamis (23/7) anggota oposisi parlemen, Tony Pua, dilarang meninggalkan negara itu.
Hal serupa juga dirasakan Mantan presiden bar dewan Ambiga Sreenevasan, ia terkejut ketika ia menemukan namanya di daftar hitam imigrasi. "Mereka gugup, mereka paranoid," kata Ambiga dilansir dari Channel News Asia, Jumat (24/7). "Mereka mengintimidasi orang pelapor. Itulah apa yang terjadi sekarang," tambahnya.
Sementara Ambiga hanya dilarang bepergian ke negara-negara Malaysia Timur Sabah dan Sarawak. Maria Chin Abdullah juga mempertanyakan mengapa ia juga dilarang bepergian ke luar negeri. "Mengapa mereka perlu mengambil tindakan semacam ini?" Katanya.
"Apa pun yang kita minta adalah benar-benar kebenaran dari apa yang terjadi di 1MDB," ujarnya.
Dia mengancam untuk melepaskan gelombang lain protes publik jika Perdana Menteri Najib Razak gagal dikatakan bersih pada dana investasi negara 1MDB, yang telah dihubungkan dengan utang yang lebih dari 11 miliar dollar AS, dan apakah uang itu disalurkan ke rekening pribadinya.
Co-founder dari kelompok reformasi pemilu Bersih telah secara terbuka menyerukan Perdana Menteri Najib Razak untuk memberikan jalan bagi penyelidikan yang tidak memihak, menyusul tuduhan bahwa jutaan dolar yang disalurkan ke rekening pribadinya.
Politik yang bersih telah menjadi berita utama di masa lalu, setelah mengerahkan puluhan ribu orang Malaysia untuk turun ke jalan untuk menuntut pemilihan umum yang bebas dan adil.