Sabtu 25 Jul 2015 11:29 WIB

Presiden Meksiko Dinilai tak Mampu Melawan Kartel Narkoba

Rep: C21/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Enrique Pena Nieto
Foto: Reuters/Hugo Correia
Enrique Pena Nieto

REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -- Lembaga HAM di Meksiko menilai terjadi Kelemahan serius pada pemerintah meksiko. Khususnya pukulan telak untuk Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto atas skandal yang telah merusak pemerintahannya.

Kelemahan pada masa pemerintahannya adalah tidak kunjung dapat menemukan tersangka pembantaian 43 siswa tahun lalu. Sebanyak 43 guru dan pelajar diculik di Iguala, barat daya Meksiko September lalu.

Kemungkinan besar mereka telah dibunuh oleh geng narkoba yang bekerja sama dengan polisi korup. Banyak yang menilai kasus ini menjadi simbol lemahnya pemerintahan  Pena Nieto.  

“Hilangnya 43 orang di kota Iguala telah membuktikan kedalaman tentang kebiadaban dan mengabaikan keadilan di Meksiko,” ujar Presiden Comisión Nacional de Derechos Humanos (CNDH), Luis Raul Gonzalez dalam sebuah pernyataan, Jumat (24/7).

Laporan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (CNDH) kata kantor jaksa agung telah mengidentifikasi salah satu mayat dari 43 siswa. Namun  masih belum disusun informasi dasar tentang korban, yang datang dari latar belakang miskin. Sedikitnya pihak berwenang telah menyelidiki 11 tersangka dalam kasus ini.

Temuan ini menambah daftar hitam bagi pemerintahan Pena Nieto yang menderita rasa malu besar pada bulan ini. Karena pada bulan ini, bos kartel naroba Meksiko yang paling terkenal, Joaquin "El Chapo" Guzman, melarikan diri dari sebuah penjara keamanan maksimum melalui sebuah terowongan. Pelarian ini, telah terjadi sebanyak dua kali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement