REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Pertempuran sengit pemerintah dengan pemberontak di kota terbesar ketiga di Yaman, Taez, menewaskan lebih dari 80 orang dalam 24 jam belakangan, kata sumber militer pada Senin.
Sebanyak 50 pemberontak Syiah, Houthi, tewas sesudah pasukan sekutu mengambil alih kota tersebut pada Senin, kata sumber di Taez, dengan menambahkan bahwa 31 pejuang pendukung pemerintah juga tewas dalam pertempuran itu.
Sumber militer mengatakan pada Minggu bahwa pasukan pemerintah dukungan serangan udara negara Teluk mendapat keuntungan kunci di Taez terhadap pemberontak dukungan Iran tersebut. Kota tersebut dipandang sebagai pintu gerbang ke ibu kota Sanaa, yang dikuasai pemberontak.
Mereka menguasai beberapa tempat strategis di kota itu, termasuk markas intelijen, benteng tempat pemberontak melakukan penembakan serta puncak tertinggi menghadap ke kota, kata juru bicara milisi pendukung pemerintah Rashad al-Sharaabi.
Bentrokan yang berlangsung sengit dengan menggunakan persenjataan berat tersebut dilaporkan terjadi di sekitar istana presiden yang dikuasai pemberontak. Kemajuan terbaru di Taez datang setelah pasukan loyalis membuat keuntungan dengan menyapu para pemberontak di Yaman Selatan, dimulai dengan merebut kembali kota utama Aden pada pertengahan Juli lalu.
Sumber militer mengatakan koalisi pendukung presiden yang diasingkan Abedrabbo Mansour Hadi telah disediakan dengan peralatan berat militer modern, termasuk tank dan kendaraan lapis baja serta tentara Yaman mendapat pelatihan di Arab Saudi.
Menurut data PBB, konflik telah memakan korban jiwa hampir 4.300 orang sejak Maret, setengah dari mereka adalah warga sipil. Sementara itu, 80 persen dari populasi Yaman, yaitu 21 juta orang telah meninggalkan negaranya untuk membutuhkan bantuan dan perlindungan.