Rabu 19 Aug 2015 01:30 WIB

Suu Kyi Akui Bersekutu dengan Pemimpin Partai Terguling

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Foto: Reuters
Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Pemenang Nobel Aung San Suu Kyi, pada Selasa (18/8), menyatakan akan bersekutu dengan pemimpin partai berkuasa yang digulingkan pekan lalu, Shwe Mann. Langkah ini diambil untuk menyelaraskan kembali kekuatan politik di negara itu sejak berakhirnya kekuasaan militer.

Pekan lalu, Presiden Myanmar Thein Sein membersihkan saingannya Shwe Mann dan sekutu-sekutunya dari Partai Uni Solidaritas dan Pembangunan (USDP) secara dramatis. Penggulingan Shwe Mann dilakukan hanya beberapa bulan sebelum pemilihan umum diselenggarakan.

"Sudah jelas sekarang siapa musuh dan siapa yang sekutu. Liga Nasional untuk Demokrasi akan bekerja sama dengan sekutu," kata Suu Kyi pada wartawan di parlemen negara tersebut.

Tapi ia tak merinci bagaimana mereka akan bekerja bersama-sama. Sebagai Ketua USDP Shwe Mann selama ini telah berupaya membangun hubungan dengan Suu Kyi. Ini sempat memicu kecurigaan di antara beberapa anggota partai berkuasa dan memberi kontribusi pada penggulingannya.

Shwe Mann tak sejalan dengan militer, ia mendukung kampanye Suu Kyi mereformasi konstitusi untuk membatasi kekuasaan para jenderal atas politik Myanmar. "Adapun kejadian pada tengah malam, ini bukan apa yang Anda harapkan dari bekerjanya demokrasi," ungkap Suu Kyi.

Suu Kyi dan Shwe Mann sempat bertemu pada Senin (17/8), selama satu jam. Keduanya membahas pergolakan politik dan dampak potensial. Seperti diketahui, pasukan keamanan mengepung komplek USDP pada Rabu (12/8) malam.

Sekutu presiden Thein Sein kemudian menggelar pertemuan darurat dengan para petinggi partai untuk menghapus faksi Shwe Mann dari kepemimpinan komite. Sekutu Shwe Mann bersumpah untuk membela dirinya di parlemen.

Salah satu anggota USDP Aung Lynn Hlaing mengatakan sebagian besar anggota parlemen USDP di majelis rendah akan mendukung Shwe Mann. "Shwe Mann selalu mewakili kami ketika kami diabaikan oleh presiden. Saya pikir itu tak benar, cara  mereka melakukan apa yang mereka lakukan pada pihak kami," katanya.

Namun jatuhnya Shwe Mann digemakan sebagai pembersihan politik di bawah junta militer. Banyak yang ragu, Shwe Mann akan memiliki masa depan dalam kehidupan publik ke depannya.

Ketegangan antara kubu rival meningkat setelah USDP pekan lalu menghapus sekitar 150 pensiunan dari dinas militer dari calon USDP. USDP juga tak mengikutsertakan dua sekutu terdekat Presiden dengan tak memasukkannya ke daftar kandidat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement