REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Jaringan retail 7-Eleven kedapatan secara sistematis membayar gaji pegawainya di seluruh Australia hanya setengah dari ketentuan upah minimum.
Investigasi gabungan yang dilakukan oleh program ABC Four Corners dan Fairfax berhasil mengungkap bukti praktik curang yang dilakukan pemilik dari ratusan toko 7-eleven di seluruh negara bagian di Australia.
Mantan pegawai waralaba tersebut menceritakan mereka diminta bekerja dua kali lebih lama dari ketentuan dengan bayaran setengah dari upah minimum. Beberapa dari mereka bahkan hanya dibayar 10 dolar AS per jam.
Dokumen internal perusahaan itu menunjukan baru-baru ini tepatnya pada Agustus lalu, 7-Eleven mengkaji ulang upah karyawan mereka yang tersebar di 225 toko dan mendapati 69 persen dari pembayaran gaji yang berlangsung saat ini bermasalah.
Ini merupakan bagian pertama dari serangkaian laporan yang akan mengungkap luasnya penipuan upah yang dilakukan jaringan besar toko waralaba ini.
Dokumen yang didapatkan dalam laporan investigasi ini juga menunjukkan waralaba ini terus mengabaikan hukum dan tetap membayar pegawainya di bawah ketentuan upah yang berlaku, bahkan setelah mereka dilaporkan ke pengadilan.
Komisi Keadilan Pekerja (Fair Work Ombudsman) baru saja meluncurkan hasil penyelidikan mereka mengenai dugaan penipuan upah di 7-Eleven. Ini merupakan penyelidikan ketiga yang digelar institusi ini dalam kurun waktu 6 tahun terakhir.
Komisi ombudsman diagendakan merilis laporannya akhir tahun ini.
Di Australia, mahasiswa asing hanya dibolehkan bekerja selama 20 jam dalam sepekan. Namun banyak pekerja 7-Eleven di Australia mengaku mereka dipaksa bekerja hingga 40 jam dan hanya mendapat bayaran di bawah 20 dolar AS.
Jadi jika seharusnya upah minimum mereka adalah 24 dolar AS per jam, maka mereka efektif hanya menerima sekitar 12 dolar AS saja per jam. Banyak karyawan yang lain tidak menerima upah sesuai ketentuan dan diancam akan kehilangan visa jika mereka mengeluhkan upah mereka.
Prakash Kumar yang mengelola toko 7-Eleven di Brisbane mengatakan ada banyak mahasiswa asing seperti dirinya yang secara sistematis dibayar dibawah ketentuan upah minimum oleh pemilik toko.
"Saya hanya dibayar 10 dolar AS rata, tidak ada tarif upah akhir pekan, tidak ada upah denda, hanya total 10 dolar AS sehari bahkan sampai malam,” katanya.
Keluhan semacam ini banyak terungkap setelah pengacara konsumen Michael Fraser mulai bertanya-tanya.
"Saya sudah mengunjungi 60 toko 7-Eleven di tiga negara bagian dan berbicara dengan 100 orang. Masing-masing dari mereka mengaku mendapatkan gaji dibawah ketentuan upah minimum,” katanya.
Waralaba 7-Eleven di Australia beroperasi di bawah perusahaan Withers and Barlow Family yang membeli lisensi dari toko 7-Eleven AS dan menjadi toko convenience pertama di Australia.
Toko 7-Eleven pertama di Australia dibuka pada Agustus 1977 dan saat ini tercatat ada lebih dari 615 toko waralaba 7-Eleven yang beroperasi di seluruh Australia mulai dari Queensland, New South Wales, Victoria, ACT dan baru-baru ini Australia Barat.
Setiap tahun 7-Eleven membukukan transaksi sebanyak 185 juta dengan rata-rata penjualan mencapai 3,6 miliar. dolar AS. Diperkirakan saat ini ada lebih dari 55 ribu toko 7-Eleven yang beroperasi di seluruh dunia di 16 negara.