Senin 07 Sep 2015 05:56 WIB

Ribuan Warga Inggris Buka Rumahnya Bagi Migran Timur Tengah

Rep: C26/ Red: Ilham
Puluhan ribu imigran mencoba menyeberangi Laut Mediterania menuju Eropa.
Foto: AP
Puluhan ribu imigran mencoba menyeberangi Laut Mediterania menuju Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Melonjaknya kedatangan migran asal Timur Tengah ke Eropa ternyata disambut positif oleh warga Inggris. Lebih dari dua ribu warganya bahkan menawarkan rumahnya menjadi tempat tinggal bagi para pengungsi.

Kondisi ini menjadi bentuk respon masyarakat Inggris terhadap kedatangan migran yang kampung halamannya berkonflik. Rasa iba muncul melihat keadaan para pengungsi yang lari dari ancaman penganiayaan di daerah asalnya.

Seorang warga Inggris, Zoe Fritz mengumpulkan data secara online untuk menjaring orang yang bersedia menawarkan rumahnya sebagai tempat tinggal sementara para pengungsi. Fritz yang bekerja sebagai konsultan di Rumah Sakit Universitas Cambridge ini mengaku dirinya terenyuh dengan isu migran yang membludak di tengah suasana panas di Timur Tengah.

Ibu dua anak ini menyebut dirinya sangat terharu melihat sambutan baik dari inisiatifnya. Lebih dari dua ribu orang telah mendaftar untuk menyediakan rumahnya.

"Saya telah menangis. Saya sudah sangat, sangat berbesar hati. Kita semua dapat menawarkan untuk membantu tetapi kita perlu mengubah itu menjadi tindakan," katanya seperti dilansir dari Mirror, Senin (7/9).

Hal ini dilakukannya sebagai bentuk empati atas penderitaan para migran. Sebagai sesama manusia, ia merasa bantuan seperti itu layak dan harus dilakukan. Awalnya, ia mengaku hanya menargetkan 1.000 orang dalam seminggu. Di luar dugaan dalam tiga hari ia berhasil mendapat dukungan melampau targetnya. Ia masih menanti warga lainnya yang ingin berpartisipasi. Serta kebijakan pemerintah terkait izin tinggal bagi para pengungsi.

Menteri di Skotlandia Nicola Sturgeon juga mengatakan, dia akan senang jika para pengungsi Suriah tinggal di rumahnya. Ia juga akan terus menekan Pemerintah Inggris untuk menerima "sejumlah besar" dari orang-orang yang melarikan diri dari Suriah ke Eropa.

Gelombang migran Timur Tengah menuju kawasan Eropa melonjak tajam seiring konflik yang tidak kunjung usai. Para migran mencari tempat tinggal yang lebih aman dengan kehidupan yang lebih layak. Seluruh dunia tengah menantikan kebijakan para pemimpin di benua biru untuk mengambil keputusan bagi kelangsungan hidup para migran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement