Selasa 29 Mar 2022 17:05 WIB

China: Barat Penuhi HAM Pengungsi Ukraina tapi Abaikan Pengungsi Timur Tengah

Barat mengabaikan pengungsi dari negara di Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Selebaran foto yang tersedia pada 16 November 2021 oleh kantor berita Belta menunjukkan para pencari suaka, pengungsi dan migran berkumpul di perbatasan Bruzgi-Kuznica Bialostocka, Belarus, 15 November 2021. Para pencari suaka, pengungsi dan migran yang tiba di Polandia pos pemeriksaan perbatasan Bruzgi-Kuznica Bialostocka menerobos bagian dari penghalang yang didirikan oleh Polandia. Migran dari Timur Tengah mulai meninggalkan kamp spontan di dekat perbatasan. Tercatat bahwa konvoi besar pengungsi, ditemani oleh pejabat keamanan Belarusia, keluar menuju pos pemeriksaan perbatasan Bruzgi. Sejak 08 November, beberapa ribu migran telah mencoba memasuki UE dan mendirikan kamp di sabuk hutan yang berdekatan dengan perbatasan. Pihak berwenang Polandia menolak untuk menerima pengungsi.
Foto: EPA-EFE/LEONID SCHEGLOV / BELTA HANDOUT HANDO
Selebaran foto yang tersedia pada 16 November 2021 oleh kantor berita Belta menunjukkan para pencari suaka, pengungsi dan migran berkumpul di perbatasan Bruzgi-Kuznica Bialostocka, Belarus, 15 November 2021. Para pencari suaka, pengungsi dan migran yang tiba di Polandia pos pemeriksaan perbatasan Bruzgi-Kuznica Bialostocka menerobos bagian dari penghalang yang didirikan oleh Polandia. Migran dari Timur Tengah mulai meninggalkan kamp spontan di dekat perbatasan. Tercatat bahwa konvoi besar pengungsi, ditemani oleh pejabat keamanan Belarusia, keluar menuju pos pemeriksaan perbatasan Bruzgi. Sejak 08 November, beberapa ribu migran telah mencoba memasuki UE dan mendirikan kamp di sabuk hutan yang berdekatan dengan perbatasan. Pihak berwenang Polandia menolak untuk menerima pengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengatakan, Barat telah menerapkan standar ganda terkait hak asasi manusia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin pada Senin (28/3) mengatakan, Barat memenuhi hak asasi orang yang melarikan diri dari perang Rusia-Ukraina, tetapi mengabaikan pengungsi dari negara-negara di Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin

"Standar ganda tidak dapat diterima karena menyebut tindakan yang merugikan warga sipil di Ukraina sebagai kejahatan perang. Sementara kerugian yang dialami warga sipil di Republik Federal Yugoslavia, Afghanistan, Irak, dan Suriah tidak dijerat hukum,” kata Wang, dilansir Anadolu Agency, Selasa (29/3).

Wang menekankan, kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati. Dia mencatat, tujuan dan prinsip Piagam PBB harus diperhatikan.

“Kekhawatiran keamanan yang sah dari semua negara harus dihargai.  Hanya ketika standar ganda dihilangkan, masalah hot spot regional dapat diatasi dengan cara yang adil dan perdamaian abadi dapat dicapai di Eropa dan tempat-tempat lain di dunia," kata Wang.

Wang juga menyoroti standar ganda Barat terhadap konflik Israel-Palestina, yang telah berlangsung selama puluhan tahun. "Saya ingin menekankan, komunitas internasional seharusnya tidak mengadopsi standar ganda pada masalah Palestina dan isu-isu panas internasional dan regional lainnya," ujar Wang.

Wang mengomentari pernyataan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang mengatakan, insiden terbaru di Eropa telah membuktikan ada standar ganda yang diamati secara mencolok di seluruh dunia. Wang berpendapat, persoalan di Palestina tidak boleh dipinggirkan atau dilupakan.  

"Ketidakadilan yang berlangsung selama lebih dari 50 tahun di Palestina tidak boleh berlanjut. China akan terus berdiri teguh dengan rakyat Palestina," kata Wang.

Wang menyerukan persatuan yang lebih besar di antara faksi-faksi Palestina, untuk mencapai rekonsiliasi internal. Beijing menyarankan, konferensi perdamaian internasional yang lebih besar, dan berpengaruh harus diadakan dengan partisipasi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Termasuk semua pemangku kepentingan dalam proses perdamaian Timur Tengah untuk mengeksplorasi cara-cara efektif penyelesaian politik Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement