Rabu 09 Sep 2015 16:47 WIB
Polemik DPR Temui Trump

Donald Trump, Indonesia, dan Islam

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Ketua DPR Setya Novanto bertemu kandidat capres Partai Republik AS Donald Trump.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Selama ini, DT dikenal anti dan sering memojokan Islam. Itulah yang memantik pertanyaan atas investasinya di negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia ini. Apakah murni bisnis properti atau ada maksud lain!

Pada 2011 lalu, DT pernah menyebut Islam adalah masalah. Segala tindak teroris, menurutnya dilakukan oleh komunitas Islam. "Kita tidak pernah melihat orang Swedia melakukan itu," kata dia tanpa menjelaskan lebih lanjut.

DT juga memanfaatkan insiden Charlie Hebdo untuk menyerang dua nyamuk sekaligus. Ia mengkritisi Presiden Barack Obama yang mengetatkan hukum kepemilikan senjata. "Bukankah menarik bahwa tragedi (Charlie Hebdo) terjadi di negara dengan pengendalian senjata terketat di dunia?" kata dia dalam akun Twitternya.

Ia menilai bahwa rendahnya kepemilikan senjata membuat orang-orang biasa tidak bisa melindungi diri. Sikap berbeda ketika menanggapi penyelenggaraan kontes menggambar Nabi Muhammad SAW yang digelar Pamella Geller, seorang aktivis anti Islam. Di sini dia tampil sebagai penolak konteks itu.

DT menyebutnya kurang kerjaan. "Apa yang dia lakukan? Apa tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan?" katanya. Ia mengaku mendukung kebebasan berpendapat, namun tindakan memprovokasi orang lain adalah tindakan bodoh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement