REPUBLIKA.CO.ID,CANBERRA -- Tujuh bulan setelah selamat dari mosi tidak percaya, Perdana Menteri Australia Tony Abbott digulingkan Senin (14/9) dalam tantangan kepemimpinan dari Malcolm Turnbull.
Pada larut malam waktu Australia, pemungutan suara kepemimpinan partai, Abbott, yang telah terganggu oleh jajak pendapat yang buruk, menerima 44 suara sementara Malcolm Turnbull memenangkan Partai Liberal dengan suara sebanyak 54.
Dilansir dari CNN, Senin (14/9), Malcolm Turnbull yang merupakan mantan Menteri Komunikasi ini mengatakan dalam konferensi pers bahwa pemerintahan barunya akan benar-benar konsultatif.
Turnbull tidak mengomentari peninggalan dari kebijakan pemerintah saat ini. Ia mengatakan bahwa keputusan akan dibuat dalam cara yang bijaksana dan dipertimbangkan.
"Saya tidak akan membuat pernyataan kebijakan dari podium ini malam ini. Tentu saja kebijakan berubah, mereka berubah sepanjang waktu," katanya.
Sementara itu, Tony Abbot menyatakan bahwa ia turun, namun tidak keluar setelah mosi tidak percaya tersebut.
"Perdana Menteri Australia bukan seorang presiden. Perdana menteri adalah yang pertama di antara yang sederajat," katanya, diapit oleh Julie Bishop, yang kembali sebagai wakil pemimpin partai.
Pernyataan itu bisa dilihat sebagai kritik terhadap gaya kepemimpinan Abbott. Ia dianggap sebagai pemimpin yang cenderung membuat keputusan tanpa konsultasi dengan pihak manapun.