Selasa 15 Sep 2015 06:26 WIB

Turnbull: dari Pengacara Internasional ke Orang Nomor 1 Australia

Malcolm Turnbull , Perdana Menteri Australia yang baru menggantikan Tony Abbott.
Foto: aap
Malcolm Turnbull , Perdana Menteri Australia yang baru menggantikan Tony Abbott.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dari awal kemunculannya, Malcolm Turnbull telah diprediksi akan merebut jabatan penting. Kini, ramalan itu menjadi nyata. Lulusan jurusan hukum dan bisnis ini kini menjadi Perdana Menteri Australia yang baru.

Dibesarkan oleh sang ayah setelah orang tuanya berpisah ketika ia berusia sembilan tahun, mantan siswa sekolah negeri Vaucluse ini telah menunjukkan bakat 'public speaking’ semenjak ia berusia belia.

Malcolm belajar hukum di Universitas Sydney, mencoba-coba jurnalisme, dan kemudian mendapat Beasiswa Rhodes ke Universitas Oxford, Inggris untuk belajar hukum lebih lanjut.

Pada 1980, ia adalah seorang pengacara yang kemudian meraih ketenaran internasional dengan ‘memukul’ Pemerintah Inggris dengan membela pensiunan mata-mata MI5, Peter Wright yang berjuang untuk hak publikasi bukunya ‘Spycatcher’.

Pada tahun yang sama, ia menikahi Lucy Hughes, putri mantan jaksa agung Tom Hughes. Silsilah politik keluarga Hughes berakar dari Wali Kota pertama Sydney.

Meskipun awal karirnya di Partai Liberal kurang cemerlang, kepemimpinan politik MalcolmTurnbull mulai dilirik ketika ia memimpin wacana republik dalam Konvensi Konstitusi, dan ketika referendum 1999 yang mengikutinya tak berhasil.

Dalam kapasitas ini, ia berhadapan berkali-kali dengan rekan dan saingannya, Tony Abbott. Tapi kesempatan politik formal datang pada 2004 ketika pemerintahan Howard memasuki masa akhir.

Tak pernah mundur dari pertarungan, hanya ada satu kursi yang diinginkan Malcolm Turnbull, yang ia kejar sepanjang hidupnya. Ketika ia terlibat dalam praseleksi terhadap anggota Parlemen Peter King, Malcolm berusaha sekuat tenaga menggapai tujuannya.

Dalam banyak percakapan di Parlemen, Peter mengklaim penantangnya telah memperingatkan dirinya untuk mundur.

Suatu waktu di Canberra, anggota Parlemen untuk Wentworth ini menerjunkan dirinya ke sektor energi terlibat dalam komite kebijakan dan komite parlemen Koalisi, dan saat Australia dilanda kekeringan pada awal 2006, John Howard menunjuknya sebagai Sekretaris Parlemen untuk masalah air.

Setahun kemudian ia menjadi Menteri Lingkungan.

Malcolm banyak mendapat sorotan saat pemerintahan Howard ketika mendapat momentum melawan Partai Buruh yang ada di bawah Kevin Rudd, termasuk advokasi tentang perlunya tindakan atas perubahan iklim.

Setelah jatuhnya pemerintahan Howard, ia menawarkan diri untuk menjadi pimpinan Partai Liberal tetapi kalah oleh tiga suara untuk Brendan Nelson.

Hubungan Brendan-Malcolm jarang harmonis dan dalam setahun, Malcolm berhasil mengalahkannya untuk menjadi pemimpin oposisi. Malcolm sering menyerang pemerintahan Kevin Rudd, tapi yang paling serius, yakni yang dikenal sebagai ‘OzCar Affair’.

Seorang birokrat bernama Godwin Grech telah bertindak sebagai informan rahasia bagi Malcolm, memicu klaim Kevin Rudd atau Menteri Keuangannya membantu agen mobil asal Brisbane melalui skema pendanaan pemerintah.

Malcolm mendorong serangannya ke tepi jurang, menuntut perdana menteri membantah klaim itu atau mengundurkan diri.

Akhirnya terungkap Godwin Grech telah memalsukan email yang akan membentuk dasar "bukti" dan Malcolm kembali diserang kegagalan.

Lebih buruk lagi, hal yang terjadi di tahun berikutnya.

Malcolm mendesak Partai Liberal untuk mendukung skema perdagangan emisi (ETS) yang diusulkan oleh pemerintahan Kevin Rudd.

Kubu di Partai Liberal terpecah dan lawan konservatifnya menetapkan pilihan yang jelas perlu dibuat antara kebijakan atau kepemimpinan. Dengan satu suara, mereka memilih pemimpin baru, yakni Tony Abbott.

Malcolm Turnbull tetap berada di Parlemen tapi tak memegang jabatan apapun, ia terus berdebat soal ETS dan menimbang untuk berhenti berpolitik sama sekali pada 2010.

Namun ia berubah pikiran, kembali menduduki peran penting dan menjadi andalan Abbott dalam mencoba menghancurkan proposal Jaringan Kabel Nasional (NBN) yang diusung Partai Buruh.

Pada 2013, misinya adalah untuk menjaga proposal NBN tapi merubahnya menjadi sistem yang lebih murah.

Malcolm selalu menganggap Abbott sebagai teman dan mempertahankannya serta menteri-menteri lainnya dengan kesatuan dan kesetiaan.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-09-14/malcolm-turnbull-dari-pengacara-internasional-ke-orang-nomor-1-di-australia/1492852
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement