REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri terpilih Australia Malcolm Turnbull pada Selasa (15/9) meyakinkan negara pemerintahannya tetap kuat meski adanya pergolakan internal di dalam partai.
Turnbull akan dilantik sebagai perdana menteri Australia ke 29, Selasa, setelah pemungutan suara mengejutkan pada Senin (14/9) malam. Hasil pemungutan menunjukkan Turnbull meraih 54 suara sementara lawannya Tony Abbott hanya 44 suara.
"Ada perubahan perdana menteri, tapi kami adalah pemerintahan yang sangat, sangat kuat, negara yang sangat kuat dengan potensi besar dan kami menyadari potensi itu akan kami gali bersama-sama," kata Turnbull.
Politisi berusia 60 tahun itu, dikenal dengan pandangan moderatnya. Ia merupakan pemimpin Partai Liberal selama dua tahun sebelum digulingkan Abbott pada 2009.
Abbott belum memberikan pernyataan publik terkait apakah ia akan tetap berkecimpung di dunia politik atau berhenti.