REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Lebih dari 100 orang tewas di Sudan Selatan akibat sebuah truk pembawa minyak meledak pada Rabu (16/9).
Massa berupaya mengambil bahan bakar dari kendaraan yang tergelincir keluar jalan itu, Kamis (17/9). Selain korban tewas, menteri informasi di Equatoria Barat, Charles Kisagna mengatakan sekitar 50 orang cedera parah.
"Kami tidak mempunyai peralatan medis dan orang-orang ini mungkin tidak bisa selamat karena kami tidak memiliki fasilitas untuk merawat pasien dengan luka bakar parah," katanya kepada Reuters.
Dia menambahkan truk tersebut sedang menempuh perjalanan dari ibu kota di Juba ke kawasan Equatoria Barat. Insiden semacam itu pernah terjadi di kawasan Afrika timur, tempat truk tangki bahan bakar kerap harus melakukan perjalanan jarak jauh di sepanjang jalan yang berlubang dan melewati kawasan berpenduduk miskin.
Hampir tidak ada jalan yang mulus di Sudan Selatan. Sudan Selatan adalah salah satu negara termiskin Afrika yang terbelenggu dalam konflik sejak Desember 2013.
Pemberontak dan pemerintah menandatangani kesepakatan damai pada Agustus, meskipun gencatan senjata sudah dilanggar.
Juru bicara kepresidenan Ateny Wek Ateny mengatakan insiden pada Rabu itu tidak terkait dengan konflik.
"Ini kecelakaan," katanya.
Pada Juni 2013, setidaknya 30 orang tewas dan sejumlah orang lainnya cedera ketika sebuah truk tangki mogok meledak di jalan raya di Uganda, saat para korban mencoba menyedot bahan bakarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
