Selasa 22 Sep 2015 02:22 WIB

AS Khawatirkan Masuknya Terorisme Melalui Gelombang Pengungsi

Rep: C09/ Red: Indira Rezkisari
Menlu AS, John Kerry
Foto: Reuters
Menlu AS, John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Rencana pemerintahan Presiden Barack Obama untuk mengizinkan ribuan pengungsi Timur Tengah masuk ke Amerika Serikat (AS) mendapat reaksi dingin dari kubu oposisi pemerintahan dalam Kongres AS, Senin (21/9), seperti dilansir Reuters.

Anggota parlemen AS menuntut hak untuk meninjau dan menolak hal tersebut terkait dengan kekhawatiran masuknya terorisme dalam gelombang pengungsi.

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, Ahad (21/9), mengumumkan kenaikan jumlah pengungsi yang diizinkan masuk AS sebanyak 15 ribu pengungsi di tahun depan. Sehingga total pengungsi akan menjadi 100 ribu orang pada 2017.

Kerry tidak mengatakan berapa penambahan jumlah pengungsi dari Suriah, namun ia memberi isyarat bahwa AS bersedia membantu mengatasi membludaknya gelombang migrasi dari Suriah. Meski demikian, gelombang pengungsi Suriah yang akan ditampung AS dinilai tidak akan sebesar gelombang pengungsi yang pindah ke Eropa, khususnya Jerman.

Di bawah hukum saat ini, Kongres AS tidak harus menyetujui rencana pemerintah untuk menambah jumlah pengungsi. Parlemen AS khawatir para teroris dari ISIS ada yang mengaku sebagai pengungsi dan menyelinap ke AS atau ke Eropa Barat.

Saat ini, proses penyaringan AS untuk imigran dari Suriah sangat ketat. Hanya 1.500 pengungsi yang diizinkan masuk ke negara itu, sejak perang saudara di Suriah empat tahun yang lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement