Rabu 23 Sep 2015 17:23 WIB

Awal Zionis Israel Berhasil Jajah Al-Aqsa

Rep: C38/ Red: Nasih Nasrullah
Palestina
Foto: AP
Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, Keseimbangan kawasan Yerusalem terganggu pasca munculnya gerakan Zionis yang berusaha menaklukkan Yerusalem di bawah kekuasaan Yahudi. Mulanya, Yahudi sempat mengajukan permintaan langsung atas Yerusalem kepada Sultan Abdul Hamid II di akhir 1800-an. Turki Utsmani sudah mulai keropos, tapi permintaan itu terang-terangan ditolak.

Pada Perang Dunia I, Yahudi bersekutu dengan Inggris dan Perancis. Inggris telah menjanjikan kaum Yahudi untuk mendapatkan sebuah negeri melalui Deklarasi Balfour, November 1917. Ottoman, yang berpihak pada Jerman, menderita kekalahan dalam Perang Dunia I. Pada 1917, Inggris merebut Yerusalem. Untuk kali pertama sejak Perang Salib, kota itu kembali berada di tangan non-Muslim.

Kontrol Inggris atas Yerusalem membuka gelombang imigrasi Yahudi dari Eropa ke Palestina. Ratusan ribu menetap di Palestina, sedang ribuan yang lain di Yerusalem. Atas dukungan Inggris dan Perancis, bangsa Yahudi kemudian memproklamasikan negara Israel pada 1948. Serangan pecah hanya sehari setelah proklamasi kemerdekaan. Akan tetapi, Masjid al-Aqsha masih menjadi milik kaum Muslim pada periode ini.

Perang Enam Hari antara Israel melawan koalisi Arab berlangsung pada 7 Juni 1967. Pada hari ketiga, Israel berhasil menduduki Tembok Barat dan menyita bagian dari wakaf Masjid al-Aqsha. Ini adalah bencana yang menandai titik balik sejarah Masjid al-Aqsha.

Zionis semakin kuat mencengkeram situs suci ini. Setiap pintu masuk ke Yerusalem dikontrol ketat. Sejak masa pendudukan Israel, Masjid Al Aqsha berulang kali mengalami penodaan. Aktivitas keagamaan dan keluar masuk Muslim Palestina berlangsung di bawah tekanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement