Jumat 23 Oct 2015 06:32 WIB

Gerakan Anti-Imigran Meningkat di Jerman

Red: Nur Aini
Dengan memakai jas hujan, imigran dan pengungsi menunggu di tengah hujan untuk mendaftar di pusat pengungsian LaGeSo (Landesamt fuer Gesundheit und Soziales) atau Kantor Negara untuk Kesehatan dan Sosial di Berlin, Jerman, Kamis 8 Oktober 2015.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Dengan memakai jas hujan, imigran dan pengungsi menunggu di tengah hujan untuk mendaftar di pusat pengungsian LaGeSo (Landesamt fuer Gesundheit und Soziales) atau Kantor Negara untuk Kesehatan dan Sosial di Berlin, Jerman, Kamis 8 Oktober 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ahli keamanan Jerman memperingatkan berkembangnya gerakan anti-imigran tumbuh di wilayah setempat menyusul meningkatkan demonstrasi yang melakukan kekerasan untuk melampiaskan kemarahan atas krisis pengungsi di Eropa.

Laporan dari Federal Criminal Office (BKA) yang bocor ke media mengatakan gerakan yang menentang kebijakan pemerintah terkait suaka semakin intensif. Gerakan itu memperingatkan adanya ancaman bagi pencari suaka, relawan, dan politisi.

Laporan itu terungkap saat polisi di Bawaria Utara mengkonfirmasi mereka telah melumpuhkan gerakan penekan di Bamberg yang berencana melakukan serangan teroris di rumah seorang pencari suaka pada 31 Oktober. Tiga orang yang memiliki tiga kilogram bahan peledak ditangkap polisi setelah baku tempat yang melibatkan 90 petugas kepolisian pada dini hari. 

Dilansir the Guardian, Kamis (22/10), kelompok tersebut berniat menyerang rumah para migran yang menunggu deportasi. Mereka menggunakan bahan peledak yang mengandung bola besi. 

Ribuan pengungsi dan migran tiba di Jerman setiap hari sejak musim panas. Negara tersebut akan menerima hingga 1,5 juta pencari suaka hingga akhir tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement