Senin 17 Sep 2018 02:03 WIB

1.000 Polisi Jerman Amankan Demonstrasi Sayap Kanan

Kebijakan Kanselir Jerman yang membuka pintu pada lebih dari jutaan imigran diprotes.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
Polisi Jerman  (ilustrasi)
Foto: Daniel Kopatsch/AP
Polisi Jerman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KOETHEN -- Kepolisian Jerman menurunkan 1.000 orang petugasnya untuk mengamankan demonstrasi kelompok sayap kanan. Polisi berusaha menghindari tindak kekerasan yang dilakukan kelompok sayap kanan tersebut di sebelah timur Kota Koethen. 

Dilansir dari The Guardian, Senin (17/9), kepolisian Jerman menyiapkan water canon dan polisi juga diminta untuk tetap menjaga demonstrasi berjalan aman. Mereka juga diminta tetap berjaga-jaga agar tidak ada kerusuhan ketika ada kelompok berseberangan yang melakukan demonstrasi balasan. 

Organisasi sayap kanan Jerman, termasuk kelompok anti-Islam Pegida mengatakan, mereka berencana untuk memprotes kematian seorang laki-laki berusia 22 tahun yang tewas setelah berselisih dengan dua orang imigran. Dua orang laki-laki asal Afghanistan yang berusia 18 dan 20 tahun sudah ditahan atas kasus ini. 

Pihak berwenang mengatakan laki-laki yang tewas tersebut memiliki penyakit jantung yang parah. Hasil otopsi menunjukan ia mengalami gagal jantung ketika wajahnya dipukul. 

Universitas Sains Terapan Anhalt di Koethen sudah memperingatkan kepada mahasiswa mereka tentang potensi demonstrasi yang berakhir dengan kekerasan. Jerman saat ini tengah dihadapkan dengan berbagai protes sayap kanan yang berakhir dengan kekerasan. 

Awalnya terjadi di bagian timur Kota Chemnitz ketika seorang laki-laki Jerman ditusuk oleh dua orang imigran pada bulan Agustus. Protes-protes dan demonstrasi sayap kanan ini kembali memanaskan debat tentang kebijakan Kanselir Jerman Angela Merkel yang membuka pintu kepada lebih dari jutaan imigran pada tahun 2015 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement