REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Kurdi menyerbu sebuah penjara di Irak Timur, pada Kamis (22/10). Upaya tersebut dilakukan, karena Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hendak memenggal beberapa tawanannya. Dalam proses penyelamatan tersebut, seorang tentara AS tewas tertembak.
Menteri Pertahanan AS, Ash Carter menandatangani serangan pada pukul 2:00 WIB, di mana Amerika telah menyediakan helikopter untuk mengangkut pasukan komando ke penjara di Hawijah, 34 mil barat daya dari Kirkuk. Kemudian, saat mereka mendarat, pejuang Kurdi Peshmerga memimpin jalan, dengan dibantu pasukan cadangan komando AS.
“Dalam hal ini, para pejabat militer Amerika menanggapi permintaan dari pemerintah daerah Kurdi di Irak, yang telah belajar bahwa sandera telah menghadapi eksekusi massal. Kemungkinan beberapa jam sebelum serangan,” kata juru bicara Pentagon, Peter Cook seperti dikutip NBC News, Kamis (22/10).
Cook menambahkan peran AS dalam dukungan ini, hanya mengizinkan untuk membela diri. Selain itu, untuk membela dan melindungi pasukan mitra terhadap hilangnya nyawa tak berdosa. "Dan itulah yang dimainkan dalam misi khusus ini,” tegas Cook.
Para pejabat AS menekankan bahwa serangan itu tidak menandakan perubahan dalam misi. Di mana Obama telah berusaha untuk menghindari pasukan AS terlibat langsung dalam pertempuran melawan ISIS.
Obama mengatakan sejauh Februari, keterlibatan Amerika mencakup misi hanya berupa penyelamatan atau penggunaan pasukan operasi khusus.