Ahad 08 Nov 2015 10:02 WIB

Mesir: Terlalu Cepat Simpulkan Penyelidikan Kecelakaan Pesawat

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Angga Indrawan
Maskapai penerbangan Rusia, Metrojet
Foto: EPA/Tatiana Belyakova
Maskapai penerbangan Rusia, Metrojet

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kepala komite penyelidikan kecelakaan pesawat Metrojet Rusia di Semenanjung Sinai, Ayman al-Muqaddam mengatakan, para ahli masih mengumpulkan informasi dan terlalu dini mengumumkan kesimpulannya. 

"Para peneliti sedang mempertimbangkan semua skenario yang mungkin," katanya saat konferensi pers seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Ahad (8/11).

Sementara pemerintah Barat telah mengatakan kecelakaan pesawat jenis Airbus A321 yang menewaskan 224 orang itu mungkin disebabkan oleh bom. Muqaddam mengatakan, kecelakaan itu terjadi 23 menit setelah penerbangan, ketika auto-pilot masih bergerak, dan puing-puing pesawat kemudian berserakan di wilayah yang membentang sekitar 13 kilometer. Komite ini juga mengaku tengah menganalisis rekaman suara kokpit, dan suara bising yang terdengar di detik terakhir rekaman. 

Dia menambahkan, sebuah analisis spektral akan dilakukan oleh laboratorium khusus untuk mengidentifikasi sifat kebisingan ini. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry dikritik sekutu asing yang mengabaikan permintaan untuk bekerja lebih keras untuk memerangi terorisme.

Afiliasi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas kecelakaan itu. Afiliasi itu mengaku, aksi dilakukan sebagai balas dendam atas serangan udara Rusia terhadap pejuang Islam di Suriah. Shoukry mengatakan, salah untuk berspekulasi tentang penyebab sampai temuan yang disampaikan. Namun dia mengatakan, pihaknya tidak mengesampingkan kemungkinan apapun.

Dia juga menyatakan frustrasinya karena intelijen asing belum membagikan informasi tentang penyebab kecelakaan pesawat ke Mesir. "Informasi yang kami telah mendengar tentang belum dibagi dengan badan-badan keamanan Mesir secara detail. Kami mengharapkan bahwa informasi teknis akan diberikan kepada kami," ujarnya. 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement