Rabu 15 Feb 2023 14:41 WIB

Dua Jet F-16 Milik AS Cegat Empat Pesawat Tempur Rusia di Dekat Alaska

Jenis empat pesawat Rusia yang teridentifikasi termasuk pembom Tu-95 dan Sukhoi-35

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Pesawat Sukhoi Su-35 bermanuver di langit Rusia.
Foto: sputniknews.com
Pesawat Sukhoi Su-35 bermanuver di langit Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dua jet F-16 milik Amerika Serikat (AS) mencegat empat pesawat tempur Rusia di dekat Alaska. Empat pesawat itu disebut memasuki Alaskan Air Defense Identification Zone (ADIZ).

The North American Aerospace Defense Command (NORAD), dalam keterangannya Selasa (14/2/2023), mengungkapkan, empat pesawat tempur Rusia terdeteksi memasuki zona ADIZ pada Senin (13/2/2023). “(Kami) mendeteksi, melacak, mengidentifikasi secara positif serta mencegat empat pesawat Rusia yang memasuki dan beroperasi di dalam ADIZ pada Senin,” kata NORAD.

Jenis empat pesawat Rusia yang teridentifikasi termasuk pembom Tu-95 dan Sukhoi-35 (Su-35). Menurut NORAD, keempat pesawat tersebut tetap berada di wilayah udara internasional dan tidak memasuki wilayah udara kedaulatan Amerika dan Kanada. “Aktivitas Rusia di ADIZ Amerika Utara terjadi secara teratur dan tidak dilihat sebagai ancaman, juga aktivitas tersebut tidak dilihat sebagai provokatif,” kata NORAD.

NORAD menambahkan, aktivitas penerbangan Rusia itu sama sekali tidak terkait dengan operasi mereka dan Komando Utara AS baru-baru ini. Operasi yang dimaksud adalah perihal penargetan objek tak dikenal yang terbang di atas wilayah Amerika Utara selama dua pekan terakhir.

Pada 4 Februari lalu, jet tempur AS menembak jatuh balon udara milik Cina yang dituduh melakukan aktivitas pengintaian. Penembakan dilakukan saat balon berada di lepas pantai Carolina Selatan. Sebelum Presiden AS Joe Biden memerintahkan penembakan, balon udara milik Cina itu telah terbang di atas AS selama sepekan. Antara 10 dan 12 Februari, AS menembak jatuh tiga objek resmi tak dikenal lainnya.

Terkait balon udara yang ditembak jet tempur AS pada 4 Februari lalu, Cina mengonfirmasi bahwa benda itu memang milik mereka. Namun Beijing membantah tuduhan yang menyebut bahwa balon udara tersebut melakukan aktivitas mata-mata atau pengintaian. Cina mengklaim bahwa balon tersebut bersifat sipil dan digunakan untuk keperluan meteorologi serta penelitian ilmiah lainnya.

Insiden balon udara tersebut telah memantik ketegangan baru antara AS dan Cina.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement