Ahad 15 Nov 2015 04:45 WIB
Serangan Teror Paris

Aksi Matikan Argo Taksi Hingga Kampanye Buka Pintu di Paris

Rep: Bambang Noroyono / Red: Angga Indrawan
Seorang pria termenung seusai meletakkan karangan di luar restoran Le Carillon, Paris, Sabtu (14/11). REUTERS / Christian Hartman
Foto:
Polisi Perancis melakukan pemeriksaan di perbatasan Perancis-Jerman di Strasbourg, Prancis, Sabtu (14/11). REUTERS / Vincent Kessler

Presiden Hollande dalam siaran persnya, Jumat (13/11) waktu setempat atau Sabtu (14/11) waktu Jakarta, menetapkan bahwa Prancis dalam keadaan darurat. Bahkan, kata dia, negaranya dalam kondisi perang. Ungkapan tersebut dikatakan dia pascaaksi serangan dan bom bunuh diri di enam lokasi di Kota Paris. Serangan paling parah terjadi di Gedung Konser Bataclan Paris. 

Ada sekitar 1.500 penonton yang sedang menyaksikan konser rock Eagles of Death Metal ketika itu. Lebih dari 100 orang tewas akibat serangan di gedung tersebut. Serangan kedua terjadi di distrik 10 Kota Paris, di Jalan Alibert. Di Restoran Petit Cambodge, aksi penembakan menewaskan belasan orang. 

Lalu, di Bar Le Carillon dekat kanal St Martin. Tercatat 11 korban tewas. Aksi penembakan juga terjadi di Restoran La Belle Equipe persisnya di Jalan 92 de Charonne, distrik 11 Kota Paris. Tercatat 18 orang tewas di sini. Serangan lain juga terjadi di Boulevard Voltaire dan Jalan Fontaine le Roi. Sedikitnya enam orang tewas di dua tempat tersebut.

Serangan terakhir terjadi di luar Stadion de France Paris. Bom bunuh diri terjadi saat laga persahabatan Timnas Perancis melawan Jerman. Ada sekitar 80 ribu penonton di situ. Termasuk Presiden Francois Hollande. Ledakan di stadion menewaskan sedikitnya sepuluh orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement