REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Serangan yang terjadi di Paris pada Jumat (13/11) dilakukan delapan orang yang bersenjata AK-47 dan membawa bom. Mereka menyerang enam tempat di Paris dan membunuh sedikitnya 127 orang serta melukai 180 orang lainnya. Semua penyerang ditemukan tewas dan salah satu di antaranya terdapat kartu identitas warga Prancis.
Serangan di gedung konser Bataclan berakhir setelah polisi masuk ke dalam gedung dan menembak dua penyerang. Pascaserangan mematikan itu Presiden Prancis, Francois Hollande mendeklarasikan darurat negara dan menutup perbatasan Prancis. Dalam laporan AP, salah satu identitas yang ditemukan pada pelaku penyerangan adalah warga Prancis, yang sebelumnya telah masuk dalam daftar pengawasan. Belum ada keterangan tambahan terkait temuan tersebut. Namun, sebelumnya ISIS telah mendeklarasikan mereka bertanggungjawab terhadap serangan tersebut.
Kabar tentang pelaku serangan masih terus dikumpulkan. Fox News melaporkan adanya temuan dua dari penyerang merupakan pengungsi Suriah. Paspor Suriah ditemukan otoritas setempat di salah satu penyerang.
Sementara, negara lain juga memperketat penjagaan. Belgia menangkap tiga orang yang terkait dengan serangan teror di Paris. Sementara itu, situasi menegangkan terjadi di Paris di mana polisi bersenjata lengkap menjaga gedung-gedung penting. Polisi bersenjata lengkap juga memasuki Hotel Pullman Paris. Namun, mereka menyatakan hotel tersebut aman. Sedangkan, tempat-tempat penting di Paris seperti Menara Eiffel dinyatakan ditutup.
Baca berita lain:
Kewaspadaan Pascaserangan Charlie Hebdo tak Selamatkan Paris
Respon Warga Paris pada Serangan Teror Menyentuh Hati