Ahad 15 Nov 2015 08:30 WIB
Serangan Teror Paris

Kewaspadaan Pascaserangan Charlie Hebdo tak Selamatkan Paris

Red: Nur Aini
Anggota militer Perancis melakukan patroli di dekat Katedral Notre Dame Paris, Perancis, Sabtu (14/11). REUTERS / Yves Herman
Foto: REUTERS / Yves Herman
Anggota militer Perancis melakukan patroli di dekat Katedral Notre Dame Paris, Perancis, Sabtu (14/11). REUTERS / Yves Herman

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Penyerang bersenjata dalam serangan di kafe yang terletak di pusat kota Paris serta tempat umum lainnya pada Jumat (13/11) waktu setempat, terjadi saat kota Paris berada dalam kewaspadaan tinggi sejak aksi terorisme terhadap koran satir Charlie Hebdo dan supermarket Yahudi pada Januari lalu. Kewaspadaan tersebut dinilai tidak menghentikan serangan lanjutan.

Dilansir Bloomberg, Ahad (15/11), seorang saksi mata mengatakan pria dengan senjata mesin berjalan di jalanan yang penuh dengan kerumuman orang pada Jumat lalu. Serangan itu dinilai sebagai teror terburuk dalam satu dekade di negara barat. Aksi tersebut membuktikan bahwa keamanan berhasil ditembus di kota yang berpenduduk 2,2 juta orang dengan bar dan restoran berada di setiap sudut kota. 

"Ini tepatnya karena tempat sensitif telah dijaga pasukan keamanan sejak Januari sehingga teroris menyerang seluruh Prancis," ujar Mantan kepala Unit Anti-terorisme Prancis DST, Louis Caprioli.

Dia mengatakan penyerang mengetahui kebiasaan warga. "Mereka tahu bahwa jalanan akan ramai pada Jumat malam. Tidak akan ada jalan untuk menyediakan total pengamanan," ungkapnya.

Serangan pada Jumat lalu menewaskan sedikitnya 127 orang dengan lebih dari 200 orang terluka. Serangan tersebut paling mematikan sejak aksi bom 2004 di stasiun kereta api di Madrid yang menewaskan 191 orang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement