Kamis 19 Nov 2015 04:40 WIB
Serangan teror Paris

Cendekiawan Muslim: Generalisasikan Islam dengan Teror itu Hal Bodoh

Rep: Amri Amrullah/ Red: Erik Purnama Putra
Dosen Universitas California, Reza Aslan.
Foto: www.drew.edu
Dosen Universitas California, Reza Aslan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah video wawancara seorang Cendekiawan Muslim AS, Reza Aslan di CNN menjadi viral di dunia maya. Video wawancara pada September 2014 lalu itu, menegaskan bantahan atas pandangan bodoh megeneralisasikan Islam dengan kekerasan.

"Mengatakan semua negara muslim sama mendukung kekerasan, seolah menyamakan Pakistan dan Turki, sama seperti Indonesia dan Arab Saudi. Dan menyamakan semua muslim sebagai radikal adalah pandangan Bodoh!," kata Aslan dilansir The Independen pada Rabu (18/11).

"Masalahnya anda berbicara tentang agama dengan pengikut 1,5 miliar orang dan dengan sangat mudah menggambarkan mereka dengan satu sikap. ' Ya di Arab Saudi perempuan tidak bisa mengemudi, dan kemudian itu dikatakan mewakili Islam?' Itu hanya mewakili Arab Saudi," ujarnya.

Permasalahan generalisasi Islam dengan kekerasan ini adalah omongan-omongan yang dilakukan masyarakat Barat tapi tidak memiliki dasar. "Kami tidak berbicara tentang perempuan di dunia Muslim, gunakan berbagai contoh untuk membenarkan generalisasi tersebut.

Menjawab pertanyaan apakah Islam mengajak kepada kekerasan, Aslan secara tegas membantah itu. "Islam tidak pernah mempromosikan kekerasan atau perdamaian. Ini adalah sebuah agama. Sama seperti banyak agama dunia, tergantung kebiasaan yang anda bawa, jika anda orang yang dikenal keras, apakah agama anda Islam, Yahudi, Kristen atau Hindu, akan tetap menjadi sebuah kekerasan," katanya.

Komentar Aslan dalam video di CNN setahun lalu tersebut, telah menjadi viral di dunia media sosial. Ini terkait dengan peristiwa Paris yang menewaskan 129 orang oleh kelompok radikal ISIS. Dalam video wawancara tersebut Aslan berkali-kali menegaskan agar dunia Barat berhenti mengeneralisasikan hal-hal buruk dan kekerasan yang selalu mengarah ke dunia Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement