Jumat 27 Nov 2015 14:02 WIB

Indonesia Pertontonkan Tari Nawasari di Sidang UNESCO

Gedung UNESCO. Ilustrasi
Foto: AP
Gedung UNESCO. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Empat penari dari Bali akan membawakan Tari Nawasari pada sidang penetapan sembilan tari tradisi Bali yang diusulkan menjadi Warisan Budaya Dunia Tak Benda dalam sidang UNESCO di Namibia, Afrika dari 1-2 Desember 2015.

"Tari yang kami namakan Nawasari ini berisikan sari-sari dari sembilan tarian yang dinominasikan atau ini mozaiknya, karena waktu tidak memungkinkan untuk menampilkan semuanya," kata Prof Dr I Wayan Dibia, guru besar Institut Seni Indonesia Denpasar di sela-sela menggelar gladi tari tersebut di Denpasar, Jumat.

Sembilan tari Bali yang diusulkan untuk mendapatkan penetapan sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda adalah Tari Barong Ket, Tari Joged, Tari Legong Kraton, Drama Tari Wayang Wong, Drama Tari Gambuh, Topeng Sidakarya, Baris Upacara, Tari Sanghyang Dedari dan Tari Rejang.

Dibia akan membawakan Tari Nawasari bersama tiga penari lainnya, yakni Dewa Putu Slamet Raharja, Ni Putu Eka Laksmi Dewi dan Kadek Ayu Era Pinatih. Dua penari diantaranya yakni Dewa Slamet dan Eka merupakan mahasiswa jurusan Tari semester 7 ISI Denpasar. Sedangkan Ayu Era baru menamatkan pendidikan dari ISI Denpasar.

Menurut Dibia, jika nanti kesembilan tari Bali itu telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia merupakan jaminan legal bahwa telah diakui dunia menjadi miliknya Indonesia, khususnya Bali. "Jadi tidak akan ada negara lain yang berani mengusik keberadaan tarian itu. Namun, tantangannya kita pun harus mempunyai komitmen bahwa kesembilan tarian akan tetap hidup dan bahkan berkembang, atau bisa masuk ke dalam kurikulum sehingga bisa alih generasi," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement