REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Salah satu pemasukan utama kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah melalui minyak. Financial Times dalam laporannya bulan lalu menyebut ISIS meraih 1 juta dolar AS per hari dari penjualan minyak di pasar gelap.
Lantas, siapa sebenarnya pihak-pihak yang menampung minyak ISIS. Baru-baru ini, Rusia menuding sejumlah pejabat Turki berbisnis minyak dari pemberontak. Baca, Rusia Tuding Pejabat Turki Berbisnis Minyak dengan ISIS.
Namun, Turki membantah tudingan tersebut. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, mereka yang menyebut Turki menerima minyak dari ISIS harus menunjukkan bukti. Jika tidak, mereka hanya menjadi tukang fitnah.
Tudingan Rusia terhadap Turki disampaikan tak lama setelah pesawat Ankara menembak jatuh jet Tempur Moskow.
Pada waktu yang tak jauh berbeda Pemerintah AS Barack Obama menuding Pemerintah Suriah telah membeli minyak dari ISIS. AS juga memasukkan pengusaha Suriah ke dalam daftar hitam karena memfasilitasi bisnis tersebut.
Departemen Perbendaharaan AS juga menghukum pebisnis Rusia dan siprus karena dituding terlibat membantu bank sentral Suriah menghindari sanksi internasional.
Tudingan pejabat AS akan keterlibatan Pemerintah Suriah membeli minyak ISIS sebetulnya sudah berlangsung lama. Tapi, tuduhan yang disampaikan pada Rabu adalah paling nyata.