REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan keluarganya menikmati hasil perdagangan minyak ilegal dengan kelompok militan ISIS. Tuduhan ini merupakan lanjutan dari konflik kedua negara setelah Turki menembak jatuh pesawat Rusia.
"Konsumen utama minyak ini dicuri dari pemilik sah Suriah dan Irak, yaitu Turki. Menurut informasi yang tersedia, tingkat tertinggi kepemimpinan politik Presiden Erdogan dan keluarganya yang terlibat dalam bisnis kriminal ini," kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Anatoly Antonov, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu.
Para pejabat di Kementerian Pertahanan Rusia mengaku memiliki bukti. Mereka mengutip sebuah citra satelit yang menunjukkan truk tanker minyak dari wilayah ISIS menuju Turki, dan menekankan kalau mereka mengetahui tiga rute lain tempat masuknya minyak ke Turki.
Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan, akan terus melancarkan serangan udara terhadap infrastruktur minyak ISIS di Suriah sebagai bagian dari kampanye pengeboman. Menanggapi tuduhan itu, Turki mengaku tidak akan memberikan balasan apapun atas sanksi emosional.
Baca juga, Siapakah Pembeli Minyak ISIS?