REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seiring memanasnya hubungan dengan Rusia, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tampaknya berupaya menunjukkan sikap tenang. Padahal, Rusia terus melancarkan berbagai tuduhan, baik kepada Turki maupun Erdogan secara pribadi.
Tuduhan terakhir, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Erdogan dan keluarga terlibat dalam perdagangan minyak ilegal dengan kelompok militan ISIS.
Menanggapi tuduhan itu, Turki sendiri mengaku tidak akan memberikan balasan apapun atas apa yang dianggap sebagai sanksi emosional Rusia. Erdogan tak ingin hubungan keduanya memburuk.
Namun, Presiden Erdogan menegaskan Rusia tidak memiliki hak untuk memfitnah Turki dengan tuduhan-tuduhan. Ia pun tidak ingin melanjutkan hubungan yang memanas dengan Rusia.
"Tidak ada yang memiliki hak untuk melayangkan fitnah terhadap Turki, dengan mengatakan bahwa Turki membeli minyak dari ISIS," ujar Erdogan, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (2/12).
Baca juga, Rusia Tuding Erdogan dan Keluarganya Menikmati Minyak ISIS.
Sikap Erdogan tersebut belum berubah pascapenembakan jatuh pesawat tempur milik Rusia oleh jet Turki. Bahkan, Erdogan tetap bersikap tenang menanggapi sikap Rusia yang akan menghentikan penjualan paket wisata ke Turki, dan berencana melakukan pelarangan impor buah dan sayur-sayuran dari Turki.
"(Rusia) adalah partner stretegis kami, kami akan tetap menyediakan komoditas lainnya, termasuk buah-buahan," ujar Erdogan, seperti dikutip AFP, Rabu (2/11).