REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyatakan, negaranya aka mengalahkan fase baru ancaman teroris setelah penembakan massal di San Bernardino, California pada Rabu (2/12) lalu.
Dalam pidato yang disiarkan selama 14 menit, Obama berusaha untuk menenangkan publik Amerika yang semakin gelisah tentang perang melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang harus dilancarkan di luar negeri. Namun, pernyataannya gagal menenangkan kritikus partai Republik yang sejak lama menuduh Obama meremehkan kekuatan militan.
Obama berjanji untuk memburu komplotan teroris di mana saja mereka berada. ‘’Ancaman dari terorisme adalah nyata, tapi kami akan mengatasinya. Tetapi kami tidak boleh sekali lagi menempatkan ke dalam perang darat dalam waktu panjang di Irak atau Suriah," katanya, Ahad (6/12).
Obama berbicara empat hari setelah Syed Rizwan Farook (28 tahun) dan istrinya Tashfeen Malik, (29) menembaki sebuah pesta liburan pusat panti pelayanan sosial di San Bernardino, California. Serangan itu menewaskan 14 orang. Pasangan ini tewas beberapa jam kemudian dalam baku tembak dengan polisi.
Obama mengutuk serangan itu sebagai aksi terorisme yang dirancang untuk membunuh orang yang tidak bersalah. Obama menyebutkan, insiden San Bernardino menunjukkan bahwa ancaman teroris telah berkembang menjadi sebuah fase baru karena kelompok militan ISIS menggunakan internet untuk meracuni pikiran penyerang yang potensial.
Obama juga mengingatkan kembali kontrol senjata terkait penembakan massal terbaru Amerika. Kini, FBI sedang menyelidiki serangan di Sa Bernardino yang disebut terinspirasi oleh ISIS yang menguasai wilayah Suriah dan Irak. ISIS menunjukkan perkembangan jangkauan di luar Timur Tengah. Termasuk keterlibatan dalam serangan 13 November di Paris, Prancis, yang menewaskan 130 orang yang diklaim ISIS.
Obama mengambil kesempatan untuk membuat kasus penembakan massal ini untuk mengontrol senjata AS. Menurutnya, perlu membuat lebih sulit bagi orang untuk membeli senjata seperti yang yang digunakan di San Bernardino. ‘’Apa yang bisa dan harus kita lakukan adalah membuat lebih sulit bagi mereka untuk membunuh,’’ katanya.
Pada saat yang sama, Obama memperingatkan terhadap reaksi berlebihan terhadap ancaman militan di negaraya. Menurutnya, aksi melawan terorisme tidak bisa didefinisikan dengan perang antara Amerika dan Islam.