REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perusahaan energi Rusia di Krimea, Senin (14/12), mengatakan kapal Turki tidak memberi jalan bagi iringan kapal Rusia, termasuk sebuah kapal perusak yang membawa peralatan pengeboran di Laut Hitam.
"Dengan bertindak menyalahi aturan antarbangsa untuk mencegah tabrakan kapal di laut dan aturan pelayaran yang sudah diterima umum, kapal Turki tidak memberi jalan bagi iringan itu," kata pernyataan Chernomorneftegaz, perusahaan energi negara bermarkas di semenanjung Krimea yang dikuasai Rusia.
Perusahaan itu dalam pernyataannya mengklaim sebuah kapal dagang berbendera Turki telah menciptakan "situasi darurat" dan tidak merespon sinyal radio.
Sebuah kapal patroli perbatasan Rusia dan kapal rudal dari Armada Hitam Rusia memaksa kapal Turki itu untuk mengubah arah sebelum konvoi melanjutkan perjalanan, kata perusahaan energi tersebut. Tidak dijelaskan kapan insiden tersebut terjadi.
Kementerian Pertahanan tidak memberikan tanggapan. Peristiwa terkini yang melibatkan kapal perang Rusia itu terjadi setelah Kemenhan mengatakan kapal perusak Rusia di Laut Aegean pada Ahad melepaskan tembakan untuk menghindari tabrakan dengan kapal nelayan Turki.
Turki pada November menembak jatuh pesawat tempur Rusia di perbatasan Suriah sehingga memicu krisis hubungan terburuk antara kedua negara sejak akhir Perang Dingin.
Baca juga:
Peristiwa Unik Januari 2015: Mulai dari Tahanan Muslim Berjenggot Hingga Makam Ratu Firaun
Indonesia Tegaskan Dukung Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina