REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Pemerintah Denmark mengklaim bahwa patroli pertahanan negaranya melihat adanya kapal-kapal Rusia di dekat Pulau Bornholm di Laut Baltik beberapa hari sebelum ledakan pipa Nord Stream pada September tahun lalu. Klaim tersebut disampaikan dalam dokumen-dokumen resmi terbaru yang dirilis oleh pemerintah Denmark pada Selasa.
Sementara itu, Pusat Komando Denmark menolak permintaan akses terhadap arsip yang diajukan oleh media-media lokal dengan alasan bahwa itu merupakan bagian dari tugas intelijen sehingga orang luar tidak dapat mengaksesnya. Ledakan Nord Stream terjadi di dekat pantai Bornholm di Denmark dan Swedia selatan. Denmark, Swedia, dan Jerman sedang melakukan penyelidikan bersama untuk mengungkap fakta di balik ledakan itu.
Meski penyelidikan masih berlangsung, ketiga negara tersebut menduga bahwa ledakan pipa Nord Stream merupakan sebuah tindakan sabotase. Rusia sebelumnya telah meminta untuk turut dilibatkan dalam penyelidikan tersebut, tetapi Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen menolak permintaan itu.
"Denmark, Swedia, dan Jerman semuanya memiliki aturan hukum dan siapa pun harus menaruh kepercayaan terhadap investigasi kami," kata Rasmussen.