REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Kuwait menarik duta besar (dubes) negaranya di Iran pada Selasa (5/1). Pemulangan duta besar dilakukan setelah negara-negara sekutu Arab Saudi dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Sebuah sumber resmi di Kementerian Luar Negeri Kuwait seperti dikutip kantor berita KUNA mengatakan, kementerian menarik duta besar Kuwait untuk Iran pada Selasa (5/1) pagi. Keputusan diambil menyusul serangan yang dilakukan terhadap kedubes Saudi di Teheran.
Sebelumnya, Bahrain juga memutuskan hubungan dengan Iran pada Senin (4/1). Mereka memberi waktu utusan Iran selama 48 jam untuk meninggalkan negaranya.
Bahrain dan Arab Saudi menilai Iran ikut campur dalam urusan negara-negara regional dan memberikan keamanan untuk kelompok teroris seperti Alqaidah.
Sudan juga memutuskan untuk mengusir Duta Besar Iran dari Khartoum dan mengecam campur tangan Iran.
Sementara itu, Uni Emirat Arab, Senin (4/1) menurunkan status perwakilan diplomatik Iran dan mengurangi jumlah utusan yang diperbolehkan berada di wilayahnya.
Dewan kerja sama negara-negara teluk (GCC) dan Liga Arab pada Ahad (3/1) menyatakan dukungan terhadap Arab Saudi yang melawan terorisme.
Baca juga, Keputusan Pro-Aktif Saudi di Bawah Raja Salman.
Sekjen enam anggota blok regional, Abdullatif al-Zayani mengatakan, GCC yang mencakup Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar berdiri berdampingan dengan Arab Saudi.
Hubungan Saudi dan Iran memanas setelah Riyadh mengeksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr. Usai eksekusi itu, Kedubes Saudi di Teheran diserang. Saudi pun memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.