Aktivis lokal, Syam Abdullah mengatakan anak-anak tidak sekolah karena ikut mencari kebutuhan keluarga. Sejumlah perempuan hamil juga mengalami keguguran karena kurangnya sarana penunjang.
Kemampuan warga untuk mengungsi dari kota juga dibatasi karena ratusan ranjau darat ditanam oleh pasukan pro-rezim di sepanjang pinggiran. Lebih dari dua lusin orang tewas karena berusaha meninggalkan kota atau meninggal karena penyakit dan kelaparan.
Bakir mengatakan seorang perempuan hamil dan putrinya tewas ditembak oleh penembak jitu rezim karena mencoba keluar dari kota. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan sekitar 1.200 orang menderita penyakit kronis dan 300 anak-anak sakit juga malnutrisi di Madaya.
Upaya gencatan senjata sering kali gagal karena kedua pihak bertikai kerap melanggar. Bulan lalu, kesepakatan yang ditengahi PBB untuk menarik ribuan militan dari pinggiran selatan Damaskus dihentikan setelah seorang komandan pemberontak tewas.