REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri luar negeri Dewan Kerjasama Teluk (GCC), kelompok kerajaan Arab Sunni, menyatakan dukungan mutlak untuk Arab Saudi dalam sengketa diplomatiknya dengan Iran.
GCC dengan tegas mengutuk serangan terhadap perwakilan diplomatik Saudi di Iran, kata pernyataan, mengacu pada perusakan terhadap kedutaan dan konsulat Riyadh oleh pengunjuk rasa, yang marah atas hukuman mati terhadap pembangkang dan ulama terkemuka Syiah.
Pernyataan itu muncul menyusul pertemuan luar biasa tingkat menteri dari kelompok beranggotakan enam negara itu, mengutuk campur tangan Iran dalam urusan Saudi atas kecaman terhadap hukuman mati Nimr al-Nimr sepekan lalu.
Dikatakannya, kritik Teheran secara langsung menghasut serangan menyasar perwakilan diplomatik Saudi. GCC mendukung sepenuhnya keputusan yang diambil oleh Arab Saudi untuk memerangi terorisme dan memberi kepercayaan menyeluruh atas kebebasan dan integritas peradilan Saudi.
Nimr adalah seorang ulama yang sangat dihormati di masyarakat Syiah Arab Saudi yang berada di balik demonstrasi yang menyerukan untuk pemeliharaan yang lebih baik bagi kaum minoritas, tapi dia dieksekusi karena terorisme.
Kematiannya memicu demonstrasi anti-Arab di tempat lain di dunia Syiah, termasuk serangan di Iran. Riyadh dituduh membungkam kritik dengan membunuh dia.
Kelompok GCC terdiri dari Bahrain, Kuwait Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Dalam menanggapi kejadian Iran, Riyadh dan Bahrain, dengan mayoritas penduduknya adalah warga Syiah, memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran. Kuwait menarik duta besarnya, Uni Emirat Arab mengurangi hubungan diplomatiknya, kemudian Oman dan Qatar mengutuk serangan.