REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Larangan melakukan perjalanan di New Yok telah berakhir. Hal ini terlihat dari mulai dibersihkan sisa badai salju yang terjadi akhir pekan kemarin. New York, kota terpadat di AS menderita badai salju kedua tertinggi sejak 1869. Seperti lima negara lainnya, ketebalan salju di New York mencapai 91 cm atau lebih.
Seperti diberitakan laman BBC News, Ahad (24/1), sebanyak 28 orang tewas akibat badai salju atau yang berhubungan dengan badai tesebut. Beberapa tewas dalam kecelakaan mobil, keracunan karbon monoksida dan serangan jantung saat menyekop salju.
Di Kentucky, Pennsylvania dan Virginia Barat, pengemudi terdampar selama berjam-jam di jalan raya bersalju. Setidaknya lima orang di daerah New York tewas saat menyekop atau membersihkan salju karena serangan jantung. Di Ohio, seorang remaja tewas ketika kendaraannya ditabrak truk dari belakang.
Badai yang dijuluki 'Snowmageddon' dan Snowzilla' kini melemah dan menuju Samdera Atlantik. Badai ini telah mempengaruhi sekitar 85 juta orang.
Baca juga, Badai Salju Ekstrem Ancam Amerika Serikat.
Di Washington DC, metro tetap tertutup dan perjalanan udara di kawasan ini masih menghadapi gangguan. Sekitar tujuh ribu penerbangan dibatalkan di seluruh AS timur akhir pekan ini. Gangguan penerbangan berlanjut di hari kerja dengan setidaknya 615 penerbangan dibatalkan untuk Senin.