Selasa 26 Jan 2016 15:18 WIB

Pulang dari Amerika Selatan, Turis Australia Bawa Virus Zika

Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, Para virolog atau ahli virus di Australia mengatakan virus Zika yang disebabkan nyamuk ditemukan di Australia pada sejumlah wisatawan yang kembali dari Amerika Selatan.

Meski demikian, agar virus ini bisa tersebar dibutuhkan spesies nyamuk yang tepat yang bertindak sebagai vektor. Sejauh ini, hanya satu nyamuk jenis itu yang ada di Australia, yakni Aedes aegypti yang hanya ditemukan di Queensland utara.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia telah mengeluarkan peringatan baru bagi warga Australia, terutama ibu hamil untuk mempertimbangkan kembali rencana melakukan perjalanan ke 22 negara yang terkena virus, termasuk banyak negara di Amerika Selatan dan Tengah, dan negara kepulauan Pasifik, Samoa.

Peringatan perjalanan baru ini muncul untuk menanggapi peringatan yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut virus Zika sekarang cenderung menyebar ke seluruh negara di Amerika Selatan, Tengah dan Utara kecuali Kanada dan Chile.

Pada November, Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan virus Zika terkait dengan deformasi janin yang dikenal sebagai microcephaly, kondisi di mana bayi dilahirkan dengan otak yang lebih kecil dari biasanya.

Brasil telah melaporkan 3.893 dugaan kasus microcephaly yang disebut WHO berjumlah lebih dari 30 kali lipat dari tahun sebelumnya. Bahkan sejak 2010, satu-dua persen dari semua bayi yang baru lahir di negara bagian Pernambuco mengalami microcephal.

Virus Zika belum ditemukan di daratan Amerika Serikat, meski ada seorang perempuan yang jatuh sakit dengan virus di Brasil melahirkan bayi dengan kerusakan otak di Hawaii. Hanya ada sedikit data ilmiah tentang virus Zika dan tak jelas mengapa virus ini mungkin menyebabkan microcephaly di Brasil.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-01-26/virus-zika-ditemukan-pada-turis-australia-yang-pulang-dari-amerika-selatan/1540063
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement