REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA BARAT -- Di tengah krisis air minum di Australia Barat yang terus meningkat, sejumlah warga memilih tidak menyiram toilet mereka dengan air dan lebih memilih memasang toilet kompos di dalam rumah mereka.
Molly Coy dan suaminya Alan memutuskan memasang toilet tanpa air ketika membangun rumah mereka di Cowaramup dua tahun lalu, setelah mengetahui kalau rumah mereka tidak bisa tersambung dengan saluran pembuangan di seperempat blok di kota mereka.
"Kita tidak sengaja menggunakan toilet kompos ini. Saya pikir pasti akan jorok sekali. Aku terpikir seperti buang hajat di semak-semak saja, tapi sekali kita memulai melakukannya ternyata kita terbiasa,” kata Coy.
Menurut perusahaan air Australia, rata-rata setiap orang menyiramkan 10 ribu liter air setiap tahun dari toilet. Air yang terkontaminasi kotoran manusia itu kemudian akan disalurkan ke kilang air limbah untuk diproses.
Insinyur Lingkungan Margaret River, Anthony Smith, yang mengelola bisnis konservasi air Water Wally mengatakan kini semakin banyak orang yang memilih cara yang lebih ramah lingkungan.
"Memang terlihat sebagai hal yang gila, menyiramkan air yang bisa kita minum ke toilet yang kemudian harus kita proses. Sementara toilet kompos dapat menghemat air, dan juga menghemat biaya penjernihan air dan pada akhirnya akan menyuburkan tanah dengan kompos,” kata Smith.
Jadi ketimbang menekan tombol penyiram air, dengan toilet kompos orang hanya perlu menuangkan dua skop bubuk kayu.
Bahan yang kaya dengan kandungan karbon seperti serbuk kayu, dapat menyeimbangkan kadar nitrogen yang tinggi dalam kotoran manusia, dan akhirnya dapat mendorong proses dekomposisi aerobik, dengan cara yang sama pada cara kerja pembuatan kompos di taman.
Berbeda dengan toilet jongkok yang ada di taman nasional dan tempat perkemahan, yang memancarkan bau mengerikan disebabkan oleh reaksi anaerobik karena terlalu banyak nitrogen sementara cairan dan oksigen tidak cukup.
sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-01-31/krisis-air-bersih-penggunaan-toilet-kompos-di-australia-barat-meningkat/1541916
Advertisement