REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Seorang ilmuwan di negara bagian Queensland (Australia) mengatakan program yang sudah dilaksanakan untuk mencegah demam berdarah (dengue) bisa digunakan untuk mencegah penyebaran virus zika.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan virus zika sebagai keadaan darurat kesehatan dunia. Virus yang disebarkan oleh nyamuk tersebut diduga keras menjadi penyebab lahirnya bayi dengan otak yang tidak sempurna di Brasil.
Para ilmuwan di Queensland Utara telah bekerja keras dalam sebuah program untuk menghentikan penyebaran dengue, yang juga dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, jenis nyamuk yang sama yang membawa virus zika.
Nyamuk jenis ini banyak ditemukan di Queensland Utara yang memiliki cuaca tropis, namun sejauh ini tidak ditemukan adanya virus zika. Proyek Pemberantasan Dengue sudah melepaskan nyamuk yang sudah terinfeksi bakteria yang tahan dengue bernama Wolbachia.
Jutaan nyamuk yang sudah terinfeksi wolbachia dilepaskan di kawasan di kota Townsville dan Cairns di 2014. Uji coba sekarang juga dilakukan di Townsville, Cairns, Vietnam, Kolombia dan Brasil.
Di Townsville, kasus demam berdarah turun dramatis di 2015 dan tidak ada penyebaran wabah lokal dalam 12 bulan terakhir. Profesor Scott O'Neill dari program ini mengatakan apa yang dilakukan di Queensland Utara ini bisa dimodifikasi untuk mencegah penyebaran zika.
Dia mengatakan bakteri wolbachia bisa menghentikan penyebaran penyakit lainnya.
"Ini termasuk dengue, zika, cikungunya, dan penyakit kuning. Uji coba yang kami lakukan bisa memantau perkembangan zika dan dengue dalam waktu bersamaan," katanya.
Profesor O'Neill mengatakan sekarang sudah ada pembicaraan untuk memperluas program ini di Amerika Selatan setelah adanya wabah zika.
Baca juga: Ledakan Bikin Lubang, Pesawat Somalia Mendarat Darurat