Kamis 11 Feb 2016 06:07 WIB

Pornografi Internet Picu Masalah Kesehatan Publik Jangka Panjang

Anak dengan komputer. Orangtua harus mengawasi anak dalam penggunaan teknologi dan layanan di internet untuk menghindarkan mereka dari pornografi.
Foto: COMMON WIKIMEDIA
Anak dengan komputer. Orangtua harus mengawasi anak dalam penggunaan teknologi dan layanan di internet untuk menghindarkan mereka dari pornografi.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Mudahnya akses materi pornografi bagi anak-anak dan remaja ditenggarai akan memicu krisis kesehatan publik. Demikian kesimpulan dari sebuah seminar yang membahas dampak adiksi pornografi pada anak-anak.

Dalam sebuah seminar nasional di Sydney, Kepala Yayasan Anak-anak Australia,  Dr Joe Tucci, mengatakan pornografi telah merusak anak-anak, tersebar luas dan mudahnya anak mengakses materi pornografi di internet telah mengubah perilaku anak-anak.

"Riset menunjukan lebih dari 90 persen anak laki-laki dibawah usia 16 tahun  pernah mengunjungi situs porno, dimana sekitar 60 persen dari anak perempuan melakukan hal yang sama," ujarnya.

Dia mengatakan krisis kesehatan publik terus meningkat karena pornografi di internet tersedia luas dan mudah diakses sehingga mustahil anak-anak tidak melihatnya. "Anda cukup memasukan kata sederhana di mesin pencari di internet, misalnya 'love' dan anda akan mendapat tiga-empat hasil yang mengarahkan ke situs porno," katanya.

"Kita akan melihat semakin banyak orang dewasa yang memiliki perilaku seksual yang menganiaya dan menyakiti pasangannya. Saya kira masyarakat akan sangat terkejut oleh konsekwensi yang saat ini bisa kita jumpai pada kelompok warga usia anak-anak yang terekspose dengan pornografi. Ini merupakan bentuk krisis kesehatan publik. seperti halnya juga rokok dan kesehatan publik lainnya, pornografi di internet memiliki dampak jangka panjang," katanya.

Dr Tucci mentatakan otoritas kesehatan telah melhat adanya peningkatan jumlah anak-anak yang terlbat dalam perilaku seksual yang bermasalah dengan anak lain.

Salah seorang peserta seminar,  Tim Gordon (23 tahun) asal Melbourne, mengaku dirinya kecanduan pornografi sejak usia 11 hingga 13 tahun. "Bagi saya pribadi pornografi membuat saya sulit untuk melihat wanita selain sebagai objek seks," kata Gordon.

"Hingga pada satu titik, seberapapun Anda berusaha dan mengingatkan diri sendiri kalau mereka pintar, manusia kompleks, tapi pikiran Anda tidak akan membiarkan Anda berada pada kesadaran itu. Pornografi selalu punya cara untuk mendominasi pikiran Anda," ujarnya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-02-10/pornografi-internet-picu-masalah-kesehatan-publik-jangka-panjang/1545736
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement